Kali ini adalah
kunjungan kami yang ke dua kalinya ke TMII, karena masih ada tempat-tempat yang
belum sempat kami kunjungi di kunjungan yang pertama.
Hari minggu TMII
ramai seperti biasanya, sebelum melanjutkan perjalanan lebih jauh kami berpose
sebentar di tugu utama, tanpa Dzikrillah karena ia sedang menikmati tidur
siangnya J
Sesudahnya kami
memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu, berhubung suami ingin makan Mie
Aceh, jadi kami menuju anjungan Aceh. Di sana terdapat kios kecil yang menjual
Mie Aceh dan nasi goreng, serta menjual beberapa gulai dengan rempah Aceh yang
khas.
Menunya cukup enak,
kami juga memutuskan untuk sholat dan ke kamar kecil di area anjungan Aceh.
Tempat sholatnya berupa rumah panggung yang semi terbuka, dan kamar kecilnya
cukup bersih.
Area Aceh secara
keseluruhan agak tidak terawat dan kusam, objek menarik di sini adalah pesawat
RI 1 yang dulunya di gunakan saat sebelum kemerdekaan Indonesia, sesudahnya
pesawat ini di gunakan sebagai pesawat komersial cikal bakal Garuda Indonesia.
Saya juga sempat
mengajak Akasyah masuk ke anjungan rumah adat Aceh. Ruangannya sejuk, di
dalamnya terdapat macam-macam pakaian pengantin Aceh, pelaminan, photo-photo
Aceh zaman dulu baik saat peperangan maupun photo para Pahlawan seperti
Panglima Polim, beberapa peralatan yang di gunakan untuk beraktifitas seperti
pukat untuk menangkap ikan. Juga ada maket Masjid Baiturahman, dokumentasi
tsunami di Aceh dan terdapat area pelaminan yang menarik namun sayangnya
tertutup pintu, jadi hanya bisa kita intip-intip.
Setelah puas makan
dan berkeliling di anjungan Aceh, kami melanjutkan perjalanan menuju Taman
burung. Sbelumnya kami yang dewasa berpose dulu dengan si elang cantik, harga
per pose Rp. 5000, anak-anak lebih tertarik untuk langsung jalan keliling taman
burung yang luas ini.
Taman burung ini
cukup rapi dan terpelihara, kita akan masuk ke dalam kubah raksasa dan
menyaksikan kehidupan dan aktifitas para hewan bersayap ini dari dekat. Ada
yang di kurung, ada yang berkeliaran bebas. Ragam burung yang dapat di jumpai
ada merak, elang, pelican, kasuari, kakaktua, burung hantu dan banyak lagi.
Selain di bagian depan, kita juga menemui tempat-tempat pemotretan bersama
burung di bagian dalam. Harganya sama, Rp. 5000 per orang.
Di tengah area
terdapat kolam dengan angsa hitam dan putih dan ikan-ikan gendut, karena
seringnya pengunjung membeli pakan untuk ikan-ikan ini, mereka jadi tidak takut
mendekat dan ukurannya gemuk-gemuk.
Setelah puas di taman
burung, kami meneruskan kunjungan ke Taman reptile. Niatnya ingin lihat komodo,
berhubung saya ini paling anti sama ular. Jadi saya tidak ikut masuk ke
dalamnya. Sekembalinya rombongan dari museum komodo dan reptile, ternyata tepat
dugaan saya, menurut mereka isinya lebih banyak ularnya daripada jenis lainnya.
Komodonya cuma 1 ekor ^^; setidaknya mereka sudah lihat komodo J
Tiket kereta 10.000
per orang, keretanya lambat sekali jalannya dan sudah tidak terurus dalamnya.
Pintunya bahkan membuka sendiri saat kami di dalam dan panas, jadi pastikan
duduk dekat jendela dan bilan anda bawa batita, hati-hati besinya ada bisa
mengakibatkan luka dan bagian bawahnya ada yang ‘somplak-somplak’ bisa bikin
tersandung. Tapi area kelilingnya benar-benar luas, jadi dengan naik kereta ini
kami bisa melihat berbagai fasilitas wisata di TMII selayang pandang.
Setelah sholat di
salah satu musholla kecil yang sayangnya tidak terurus, kami pun memutuskan
untuk pulang. Kami masih tetap ingin kembali kemari karena belum sempat
berkunjung ke Museum transportasi, perjuangan dan banyak lagi. TMII masih di
jadikan pilihan wisata Jakarta untuk keluarga.
Jalanjalanbersamakeluargayuk..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar