Danau Arsipel |
Tanggal Kunjungan: 18/11/2012
Saat kami berkunjung ke TMII hari sudah mulai
mendung, namun karena sudah di tengah jalan kami hanya bisa berharap-harap
cemas, smoga hujan tidak semakin deras dan membatalkan acara jalanjalan kami.
Ternyata hujan tetap turun walau tidak
terlalu deras, berhubung areanya luas, saya menyarankan ke pusat informasi
terlebih dahulu untuk meminta peta TMII agar bisa menentukan arah tujuan dengan
lebih mudah, mengingat cuaca yang kurang bersahabat.
Biaya masuk TMII skitar 9000 per orang untuk
di atas usia 3 tahun. Untuk mobil Rp. 10.000, motor Rp. 6.000
Setelah memperoleh peta, kami memutuskan
untuk menuju stasiun kereta gantung atau skylift terlebih dahulu, karena wahana
ini yang terdekat dengan area parkiran. Tiket skylift Rp. 25.000 per orang
untuk hari libur dan Rp. 20.000 per orang hari biasa.
Terdapat 3 stasiun skylift dan saat kita
menaiki, kita harus membeli tiket terlebih dahulu dan tangan kita akan di
stempel untuk menandakan lokasi stasiun kita naik.
Skylift TMII belum secanggih skylift Ancol,
pintu masih di buka secara manual, dan berukuran lebih kecil namun tetap mampu
menampung kami semua yang berjumlah 5 orang ( 4 dewasa 1 anak balita) tanpa
berdesakan. Kacanya agak buram dan bagian dalamnya agak panas, jadi buka saja
kaca bagian atas agar ada udara masuk biar tidak terlalu sumpek.
Menaiki skylift memiliki sensasi sendiri,
kita bisa menyaksikan banyak area TMII seperti berbagai anjungan, danau, istana
anak-anak dari ketinggian. Hal ini mengasyikkan terlebih untuk anak-anak. Walau
gerimis kami tetap bisa menikmati wahana ini dengan baik.
Selepas menaiki skylift, tujuan berikutnya
adalah stasiun Aeromovel Titihan Samirono/kereta yang berjalan di jalur khusus
yang lebih tinggi. Tiketnya skitar 15.000 per orang dan sepertinya hanya
beroperasi sabtu-minggu.
Sebelum sampai di Aeromovel, kami melewati
Snowbay, yang merupakan wahana renang terbaru di TMII. Kami belum berkesempatan
main kemari, mungkin di lain waktu, karena menurut informasi yang kami baca,
tempat ini berkonsep area bersalju. Tiket masuk 120.000 per orang untuk hari
libur dan 100.000 per orang untuk hari biasa.
Setelah memarkir mobil di dekat stasiun Aeromovel
dan membeli tiket, kami harus berjalan naik ke atas stasiun. Sesampainya di
atas, tinggal menunggu kereta yang akan datang.
Aeromovel (Kereta Titian Samirono) |
Kereta akan berhenti di beberapa stasiun,
jadi pastikan anda mengingat stasiun tempat anda naik bila anda ingin kembali
ke tempat awal.
Bagian belakang kereta adalah bagian favorit,
karena jendelanya terbuka lebar, jadi sekalian untuk ventilasi kereta berhubung
aeromovel ini tidak berpendingin udara.
Namun ada kejadian yang cukup mengganggu saat
naik aeromovel, walau tertulis tanda dilarang merokok, tetap saja ada seorang
Bapak yang merokok dengan asyiknya. Kalau hal ini terjadi pada anda, tegur saja
ya, karena di dalam kereta kan banyak anak-anak dan merokok itu jauh lebih
merugikan orang yang tidak menghisap rokok secara langsung di banding si
perokok. Toh sudah ada tanda larangannya juga di dalam kereta.
Di luar kejadian yang agak mengganggu itu,
naik aeromovel merupakan pengalaman yang menyenangkan untuk kami semua terlebih
untuk anak-anak.
Beranjak dari aeromovel, kami menuju ke
anjungan Sumatera Barat, daerah parkir agak padat tapi Alhamdulillah kami
mendapat tempat untuk parkir.
Sebelumnya kami sempat melewati wahana balon
udara raksasa, yang dapat kita naiki. Berhubung cuaca sedang mendung dan hujan
gerimis jadi kami tidak mengunjungi area tersebut.Tiket naik balon udara hari libur
120.000 dewasa 90.000 anak-anak, hari biasa 90.000 dewasa dan 60.000 anak-anak.
Memang berwisata di TMII lebih enak kalau
kita bawa kendaraan, baik itu mobil atau motor karena jarak yang berjauhan dan
lebih menguntungkan saat cuaca berubah mendadak. Untuk yang tidak membawa
kendaraan ada fasilitas mobil keliling Rp. 3000/orang, yang akan berhenti di
tempat-tempat tertentu sesuai jalur mereka. Bila ingin lebih bebas, kita bisa
mencharter mobil keliling tersebut selama 1 jam dan berhenti di tempat-tempat
yang kita mau dan penumpangnya bisa rombongan kita saja, jadi tidak bercampur
dengan pengunjung umum. Harga charter Rp. 60.000. Fasilitas mobil besar atau
bus juga tersedia untuk di charter per jam skitar Rp. 150.000
Bagian dalam anjungan Sum-Bar |
Kami segera melangkahkan kaki ke anjungan
Sumatera Barat. Masuk anjungan gratis. Area anjungan hari ini ramai pengunjung,
ada yang berfoto-foto, mengunjungi rumah adat bahkan ada anak-anak yang bermain
bola. Yang terakhir ini sebetulnya gangguan sih, karena banyak pengunjung tapi
ada yang main bola di dekat rumah adat. Usut punya usut, ternyata ada acara
pertemuan atau gathering orang Minang, yang sepertinya rutin di adakan.
Biasanya per kota atau per suku atau per keluarga besar.
Alasan saya memilih anjungan ini pun, karena
kami juga orang Minang, dan ini kesempatan menunjukkan sedikit gambaran daerah
asal kepada anak-anak kami. Berhubung saat Akasyah kami bawa mudik, dia masih
berumur 11bulan sementara Dzikri belum pernah sama sekali ke kampung asalnya.
Di dalam rumah adat yang paling besar,
terdapat display pakaian adat, pelaminan dan kamar. Semuanya tertata rapi dan
bersih, hanya agak gelap saja.
Di area ini juga terdapat fasilitas toilet
yang cukup bersih, musholla yang berbentuk rumah adat mini yang juga tertata rapi, juga ada area
rumah makan padang tentunya.
Selain itu ada beberapa pejaja jamu gendong,
minuman hangat, bahkan atraksi topeng monyet yang bisa kita beri uang
seikhlasnya.
Namun satu hal yang baru di beberapa lokasi
wisata TMII yang baru saya sadari (berhubung terakhir kali saya kemari skitar
17 tahun yang lalu ^^;) adanya badut-badut hewan berwarna-warni. Awalnya saya
pikir mascot baru TMII kali ya, jadi saya pun meminta putra bungsu saya untuk
berfoto, setelah beberapa jepretan, para mascot itu menunjuk-nunjuk dada
mereka. Di bagian dada memang ada kantung, saya pikir variasi kostum ternyata
itu tanda mereka minta di bayar. Tentu saja kami kaget, kami kira mereka
seperti mascot tempat wisata lainnya, gratis dong untuk foto-foto. Begitu tahu bayar terkejut juga. Suami saya
hanya memberi uang ke mascot yang memang berfoto dari awal dengan anak kami.
Menurut saya hal ini agak mengganggu, karena
tidak ada penjelasan dari awal soal hal tersebut, walau saya mengerti mereka
mencari rejeki, dan kita bisa memberi mereka seikhlasnya, hanya terkadang
mereka tiba-tiba langsung ‘nebeng’ foto seperti yang saya alami saat di Istana
anak-anak. Walau saya sudah memberi tahu mereka saya tidak perlu mascot, ada
juga yang agak memaksa.. Hanya terasa aneh saja berfoto dengan mascot yang
membayar sepertinya hanya TMII ya sejauh yang saya tahu..
Kami tidak bisa terlalu lama di area
anjungan, setelah sholat kami harus cari tempat untuk buka ransum. Berhubung
area anjungan Sumbar tidak ada area luas yang tertutup untuk lesehan,
perjalanan kami teruskan ke Istana Anak-Anak.
Beruntungnya kami, Istana Anak-Anak
berseberangan dengan Taman Plaza Arsipel Indonesia yang berbentuk seperti
Amphiteater tertutup. Setelah parkir, kami langsung memasuki area Plaza.
Ternyata di dalamnya sudah ada orang-orang yang berpikir sama seperti kami.
Banyak orang yang menikmati bekal di dalamnya, dan juga ada penjual-penjual
minuman sachet hangat di dalam plaza. Sayangnya plazanya agak kotor, karena di
jadikan tempat makan, tong sampahnya penuh dengan bekas makanan, bahkan ada
plastic sampah besar yang tergeletak begitu saja dengan sampah-sampah juga. Selain
itu juga ada ceceran air bekas orang mencuci tangan ataupun air yang mungkin
tertumpah.
Tapi pemandangan plaza yang menghadap danau
arsipel dan area yang luas serta terbuka cukup bisa membantu untuk mengindahkan
hal-hal di atas. Pintar-pintar cari tempat yang bersih saja dan anda tetap bisa
menikmati acara makan bersama ^^
Di Danau arsipel kita bisa menaiki wahana
perahu kecil atau sepeda air yang berbentuk angsa, tiketnya kisaran Rp.
7500-Rp.10.000
Istana Anak-anak |
Stelah makan siang usai, kami pun menuju
Istana Anak-Anak. Bangunan fisik istana ini tetap cantik seperti dulu sewaktu
saya kecil, walau di bagian atasnya ada yang sedikit agak tua. Di lokasi wisata
ini terdapat berbagai macam wahana yang tiketnya harus di bayar lagi secara
terpisah. Tiket masuk istana anak-anak Rp. 5000 per orang.
Memasuki istana ini terdapat replica
permainan tradisional, dulunya sewaktu saya kecil di Istana Anak-anak terdapat
mesin cerita rakyat, sayangnya mesin itu sudah tidak ada lagi. Kini sayap kanan
dan kiri bagian dalam istana anak-anak di gunakan untuk latihan menari
tradisional.
Di bagian belakang istana, terdapat aula
terbuka ‘Graha Seni Atmaja’ yang saat kami datang baru saja di gunakan untuk
lomba tari dan lukis tingkat SD.
Selain itu ada akses tangga untuk naik ke
atas istana hingga kita bisa melihat sekeliling komplek istana anak-anak.
Fasilitas permainan yang ada di Istana
anak-anak di bagian luar berbagai macam, ada kereta api kelinci (tiket 5000 per
orang) yang akan membawa kita keliling tidak hanya di area Istana anak tapi
juga melewati area luarnya seperti anjungan Papua.
Ragam permainan lainnya yang ada di Istana
Anak-anak seperti kolam renang, tiket 15.000, mandi bola, bom bom car, pesawat
terbang mini, monorail, komedi putar, roda tamasya, giring ombak, kiddt boat
dan battery car. Tiket permainan-permainan ini dari Rp. 3000 – Rp. 10.000
Setelah puas di Istana Anak-anak, kami
memutuskan untuk menuju tempat wisata lainnya yang sejalan dengan pintu keluar
dan tempat untuk menunaikan sholat Ashar, di tambah lagi hujan mulai turun
sedikit lebih deras.
Tempat wisata di TMII terakhir yang kami
kunjungi adalah Dunia air tawar dan Serangga, tiket masuk Rp. 15.000 sudah
termasuk 2 tempat tersebut.
Sebelum memasuki area Dunia air tawar, terdapat
kolam berisi ikan-ikan berwarna warni. Kita juga bisa memberi mereka makan
dengan pakan yang di jual per bungkus Rp. 2000. Dunia air tawar adalah kumpulan
akuarium berisi koleksi hewan-hewan yang hidup di perairan air tawar, ada
bermacam-macam ikan, belut dan juga kura-kura di dalamnya. Tempat ini terdiri
dari 2 lantai, dan koleksinya banyak. Kekurangannya tempat ini agak gelap.
Di bagian tengah ada area air terjun buatan
yang bagus, sementara di bagian atas tidak sempat kami jelajahi karena di luar
semakin deras hujannya dan kami belum menunaikan sholat Ashar.
Sementara yang lain melaksanakan sholat di
musholla dekat museum serangga yang agak sempit, karena kebetulan sedang ada
rombongan juga yang sholat di situ, Akasyah dan pengasuhnya yang sedang berhalangan
sholat pergi melihat-lihat museum serangga. Ia menyukai area tersebut, terlebih
area kupu-kupu. Sayangnya kami tidak sempat lagi, melihat antrian mobil yang
semakin banyak menuju pintu keluar, kami harus cepat atau bisa terjebak macet.
Masih baaanyaak lagi objek wisata di TMII,
yang belum sempat kami lihat dan coba seperti:
-Kereta mini
-Theater Keong Mas
-Teater 4D
-Taman Burung
-Berbagai macam museum dan anjungan
Kami pun berencana untuk mengunjungi TMII
kembali di lain waktu, smoga tidak kena hujan lagi ya J
Jalanjalanbersamakeluargayuk..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar