27/08/12
Perjalanan ini di lakukan tahun lalu, setelah
absen jalanjalanbersamakeluarga yang jarak jauh, akhirnya terwujud setelah
perayaan Idul Fitri 2012. Berhubung Dzikri baru genap 1 tahun, kami memutuskan untuk
melakukan perjalanan ke Bandung dulu karena jaraknya yang bisa di tempuh sekitar
2-3 jam perjalanan.
Alhamdulillah tidak ada kendala dan kemacetan
yang menghambat sesampainya kami di Kota Kembang. Perjalanan ini di lakukan
selama 6 hari pulang pergi, mengunjungi 4 objek wisata yang dapat di nikmati
bersama keluarga.
Hari pertama kami memutuskan untuk menginap
di Ibis Trans Studio, karena memperhitungkan kondisi fisik sehabis perjalanan
dan sesudah mengunjungi Taman bermain yang luas ini. Sesampainya kami di hotel,
ada welcome drink berupa teh rosella dingin. Prosedur check in agak memakan
waktu, walau kami sudah melakukan pemesanan beberapa hari sebelumnya dan
membayar uang muka sebelum tiba, anehnya mereka sempat tidak menemukan
data-data kami. Selain itu hanya 2 petugas yang melayani, padahal tidak lama
sesudahnya ada rombongan-rombongan lain yang datang. Setelah itu baru ada
beberapa petugas yang membantu.
Untungnya petugas yang melayani ramah dan
berkali-kali minta maaf atas kelambatan ini, selain itu area Lobby cukup nyaman
untuk anak-anak kami dan rombongan jadi mereka tidak terlalu terganggu dengan
kelambatan proses masuk, jadi kami tidak merasa perlu mengomentari lebih jauh.
Setelah semua beres, kami masuk ke lift yang
di lengkapi dengan slot kartu. Jadi hanya penghuni hotel yang bisa menggunakan
lift, untuk keamanan juga saya rasa.
Kamar kami semua berdekatan, kamar tidak
terlalu besar tapi cukup untuk kami semua, per kamar 2-3 orang. Di lengkapi
fasilitas flat tv chanel Internasional, pemanas air dan teh, kopi sachet serta
air mineral. Pemandangan kamar kami menghadap Trans deluxe hotel pool yang
berpasir putih.
Setelah membereskan semua barang-barang, kami
memutuskan untuk jalanjalan keluar, sambil cari makan malam di Trans Studio
mall, kami cukup keluar sedikit dari area komplek hotel dan langsung masuk ke
dalam mall.
Setelah makan, saya dan suami memesan in room
spa, pijatannya enak dan untuk level hotel harganya tidak sampai Rp.200.000 per
orang.
Setelah itu istirahat untuk esok..
Trans Studio Bandung 27/08/12
Jl. Gatot Subroto no 289 Bandung
022-910 99999
Jam Buka
Senin-jumat 10.00-21.00
Sabtu, Minggu dan Hari libur nasional 09.00-22.00
Harga Tiket
Senin-jum'at Rp. 150.000
sabtu-minggu-hari libur nasional Rp. 250.000
Jalur antrian cepat penambahan Rp, 200.000.
Sesudah sarapan pagi dengan banyak pilihan
yang lezat, kami bersiap ke Trans Studio Bandung (TSB). Cukup berjalan kaki
dari hotel, melewati area dalam bandung Supermall dan kami langsung memasuki area TSB.
Di sambut dengan badut-badut ceria dan mascot
besar TSB, kami sempatkan untuk berpose sejenak.
Semua pengunjung TSB akan di kenakan harga tiket,
bahkan bila anda membawa bayi sekalipun ^^; hal ini cukup membuat kami
tercengang, karena Dzikri saat itu baru 1 tahun dan belum bisa berjalan dengan
lancar. Walau suami sempat protes, para petugas tidak bisa berbuat banyak
karena itu peraturan manajemen.
Saran saya, lebih baik bawa anak yang sudah
bisa menikmati beberapa permainan dan bawa anggota rombongan yang juga bisa
ikut serta bermain. Kami pun bukan satu-satunya yang protes, ada keluarga yang
tidak hanya bawa batita tapi juga orang tua, biasanya di tempat rekreasi di
Jakarta dapat diskon 50% di sini tetap harus bayar penuh ^^;
Sesudah mengurus pembayaran, kami di beri
kartu seperti kartu atm yang di keluarkan Bank Mega yang bisa kami charge dan isi
untuk keperluan berbelanja atau untuk makan di resto baik di TSB atau pun di
salah satu komplek makan di TSM (Trans Studio Mall arau Bandung Supermall) ataupun gerai-gerai yang
memasang logo Mega Cash di luar TSB-TSM.
Kami lalu menaiki tangga jalan dan barulah
masuk ke area dalam TSB.
Interior dalamnya memang sangat menarik, ada
menara seperti menara Eiffel, bentuk bangunan kota yang berbagai rupa
tergantung zona wisatanya.
Terdiri dari 20 wahana, namun saat kami
datang 1 wahana ( Marvel Superheroes) sedang di renovasi. Area terbagi jadi 3
zona yaitu Studio Central, area yang menyerupai Hollywood dan New York di
Amerika. Lost City, di desain seperti area petualangan Afrika, dan Magic Corner
yang menyerupai konsep dunia dongeng.
Petualangan kami di mulai di Studio Central, area
yang seperti kota modern di Amerika ini penuh kerlap kerlip lampu. Bahkan ada
petugas-petugas yang berdandan a la artis Hollywood seperti Elvis Presley,
Marylinn Monroe, ataupun Charlie Chaplin.
Wahana pertama adalah Yamaha Racing Coaster,
yang merupakan roller coaster tercepat di dunia dengan gerakan mundur yang
super cepat. Kita akan di bawa naik ke dengan kecepatan tinggi hingga ujung
menara di luar TSB, lalu kita akan kembali di tarik mundur dengan cepat pula. Di
jamin anda akan berteriak sedemikian rupa ^^
Setelah itu kami melanjutkan langkah ke
Transcar Racing. Kita akan menaiki kendaraan yang menyerupai mobil balap mini
baik sendiri atau berdua, kendaraan ini di lengkapi jalur besi. Jadi yang kita
atur adalah kecepatannya dengan menginjak pedal agar tidak menabrak kendaraan
di depan kita atau menghindari agar kita tidak di tabrak pengemudi di belakang
bila kita terlalu lambat. Tracknya menuju basement, jadi melewati area parkiran
TSM. Tidak selalu lurus, ada menanjak dan berbelok, jadi setir harus di
kendalikan dengan baik karena kalau tidak akan terguncang atau menimbulkan
bunyi yang agak berisik. Cukup seru, tapi antriannya panjang sekali. Tenang
saja, tidak perlu keahlian mengemudi yang professional kok untuk naik wahana
ini, anak-anak dengan tinggi 110cm minimum pun sudah bisa naik.
Di sebelah Transcar Racing, ada Vertigo, yang
mirip Kicir-Kicir di Dufan. Kincir raksasa dalam ruangan yang berputar 360
derajat. Sensasinya kurang lebih sama, cuma pemandangannya beda ya, karena
kalau kita pusing, yang kita lihat adalah kerlap kerlip lampu, bukan dedaunan
di pepohonan ^_^
Selain itu juga terdapat Trans Broadcast
Museum, yang merupakan replica studio Trans TV. Jadi kita sedikit banyak dapat
memahami aktifitas pembuatan sebuah program televise. Seperti cara pengambilan
atau pengeditan suara, sistem permainan dalam sebuah kuis ataupun pura-pura
beraktifitas sebagai presenter. Asyik juga lho, Akasyah paling senang bergaya
di area presenter, karena ia jadi bisa tampil di layar TV yang ada dalam area
ini J
Di dalam TSB banyak tempat makan, baik rasa
tradisonal seperti Studio Kuring untuk menu ayam dan ikan, Warung Iga bakar,dan
Studio Mie atau internasional seperti Corvette Dinner yang menyajikan burger
dan Hotdog serta pancake juga Studio Chicks untuk Fried Chicken.
Lalu juga ada gerai ice cream Baskin Robbins,
dan Coffe bean yang menyajikan variasi minuman berbasis kopi.
TSB pun di lengkapi dengan toilet yang
bersih, musholla, ruang menyusui, serta juga ada klinik dan ruang merokok, karena
ini zona dilarang merokok, ATM, penitipan barang, pusat informasi, lost n found
(tempat barang hilang) studio foto dan Trans Studio Store yang menjual berbagai
cinderamata dengan logo atau mascot TSB. Walau menurut saya rata-rata harga
souvenir dan makanannya agak mahal. Tapi kami tetap beli cinderamata berupa
sepasang kaos TSB untuk anak-anak kami, harganya Rp. 90.000 per kaos ukuran
anak, bahannya lembut dan sampai sekarang masih bagus kondisinya walau sudah di
cuci berkali-kali.
Kami juga beli stiker mobil yang sayangnya
sekarang sudah pudar dan mengelupas serta magnet kulkas. Mungkin kualitas
stikernya harus lebih di tingkatkan, karena stiker dari Rumah Sosis yang kami
dapat secara gratis dalam rentang waktu yang sama masih ‘kinclong’ dan tidak
terkelupas.
Di Studio Central ini terdapat Trans City
Theater, yang merupakan gedung pertunjukan dengan standar Internasional, yang
menampilkan pertunjukan teater musical. Saat kami ke sana sedang ada acara
‘Kabayan goes to Hollywood’ Sayangnya Akasyah dan Dzikrillah tidak terbiasa
ruangan yang gelap dengan tata suara yang kencang untuk telinga mereka, jadi
kami tidak bisa menikmati pertunjukan menarik tersebut.
Masih di area Studio Central, kami membawa
putra-putri kami ke Dunia Anak.Di area ini terdapat berbagai macam wahana yang
dapat di jajali oleh balita anda. Seperti mini komidi putar, perahu air, kereta
api mini, mobil-mobil mini putar, cangkir putar dan bumper car. Akasyah dan
Dzikri cukup puas bermain di komplek ini. Bila anda membawa balita, maka area
ini lah yang paling banyak permainan untuk mereka. Karena memang kebanyakan
wahana lainnya tidak di peruntukan usia balita.
Selain Dunia anak, juga ada wahana keluarga
yang membuat Akasyah ketagihan yaitu si Bolang Adventure atau Petualangan Si
Bolang. Kita akan menaiki kereta kecil berbentuk pesawat ini dan berkeliling
Indonesia yang di tampilkan menyerupai Istana Boneka. Sangat menyenangkan,
Akasyah tidak berhenti-hentinya bertanya tentang boneka-boneka yang ia
saksikan.
Kami juga sempat membawa anak-anak ke science
centre saat menunggu rombongan menaiki Giant Swing, di sini seperti museum
sains kecil. Ada percobaan-percobaan interaktif yang bisa di lakukan bersama
anak-anak anda. Akasyah dan Dzikri sangat senang mengutak-atik berbagai macam
alat peraga di area ini.
Sementara anggota keluarga yang lebih besar
menjajal wahana Giant Swing, yang berupa gandulan bundar raksasa yang akan
mengayun anda setinggi-tingginya. Kalau anda gampang mual dan pusing, tidak di
sarankan naik ini. Karena hampir semua anggota rombongan kami yang mencoba
wahana ini langsung terserang mual dan puyeng J efek di ayun-ayun
ya..
Namun berhubung masih banyak area yang belum
di kunjungi, kami segera melanjutkan langkah menuju ‘Magic Corner’. Kalau
Studio Central nuansanya seperti kota modern, Magic Corner seperti masuk ke
abad pertengahan dengan pencahayaan yang lebih temaram.
Di area ini, para crew TSB bersliweran dengan
pakaian ala penyihir ataupun tokoh-tokoh fantasi lainnya. Pastikan blitz kamera
anda cukup kuat saat berfoto dengan mereka, karena pencahayaan di zona ini
memang tidak seterang area lainnya.
Terdapat 2 area softplay tematik di zona ini,
yaitu Pulau Liliput yang bisa di nikmati oleh anak-anak dengan usia maksimal 5
tahun dan Blackheart pirate ship dengan 4 lantai, khusus untuk umur 4-12 tahun.
Di sini kami sempat terpencar, saya dan suami
memasuki ‘Dunia Lain The Ride’. Anda mungkin sudah pernah dengar tentang acara
‘Dunia Lain’ di Trans TV, jadi pasti sudah bisa terbayangkan konsep wahana ini?
Yap..rumah hantu.
Waktu masuk ke sini suasananya semi gelap,
sepi dan di iringi music yang bikin deg deg an, belum lagi banyaknya
lukisan-lukisan bernuansa mistis. Yang paling saya takuti adalah penampilan
tiba-tiba yang bikin jantungan ^^;
Untungnya sampai kami mencapai kereta untuk
kami naiki, belum ada kejadian tersebut. Kereta dapat di naiki 4 orang,
kebetulan pasangan yang dapat giliran bersama kami tidak mau duduk di depan,
jadilah saya dan suami yang paling depan…waduuh..
Jarak antara kereta satu dan lain agak
berjauhan. Ketika giliran kami masuk, di dalamnya gelap dan hanya di terangi
cahaya secukup mata mampu melihat, belum lagi suara-suara pembangkit bulu roma.
Kereta akan membawa kita mengelilingi legenda mistis Bandung yang mencekam
salah satunya rumah ambulan.
Dalam tiap bangunan terdapat
‘penampakan-penampakan digital’ namun cukup sukses membuat jantung berdebar
karena nuansa bangunan dan temaramnya cahaya.
Hingga akhirnya yang saya takutkan pun jadi
nyata, di salah satu tikungan kendaraan kami terhenti dan..muncul penampakan
yang di lakukan oleh crew ‘Dunia Lain’ yang sukses membuat kami semua berteriak.
Terlebih suami saya, karena penampakan itu muncul di sebelahnya ^^; suami saya
saking kagetnya sampai semi ngomel-ngomel, maaf ya Mas Hantu.. no hard feeling
lho..suami saya reflek aja kok, namanya juga di kagetin level jantungan J
walau si Mas Hantu sepertinya sudah terbiasa menerima berbagai respon karena
secepat dia datang, secepat itu pula dia menghilang..
Setelah itu kami menarik napas lega dan
tertawa-tawa mengingat kejadian tersebut.
Wahana lainnya yang juga menarik untuk di
coba adalah ‘Negeri Raksasa’ konsepnya hampir mirip ‘Histeria’ di Dufan. Jadi
kita di angkat naik ke menara tinggi tempat tinggal si raksasa, sampai di atas
si raksasa akan menampakkan diri untuk mengejutkan kita melalui layar dan saat
kita terfokus pada kemunculan si raksasa, kita akan di jatuhkan dari puncak
menara. Untuk pecinta wahana jejeritan, ini harus di coba sepertinya ya. Dari
anggota rombongan kami hanya 1 orang yang mau naik wahana ini :)
Lalu juga ada ‘Dragon riders’ yang menyerupai
pelatihan menunggangi naga. Bisa di bilang wahana keluarga juga, tapi tidak
bisa untuk balita ya. Tinggi minimum 120cm. Kita akan di ajak ‘ajrut-ajrutan’
naik wahana yang satu ini. Mungkin itu rasanya naik naga kali ya?
Salah satu area pertunjukan menarik yang
tidak bisa kami kunjungi adalah ‘Special Effects Action’ karena sudah pasti
volumenya maksimal. Pertunjukan ini mempertontonkan rahasia di balik pembuatan
film action seperti efek ledakan, atraksi tiang jauh atau mobil bertabrakan.
Kami pun memasuki zona terakhir, yaitu Lost
City. Zona ini seperti memasuki daerah Afrika, tampak para crew dengan kostum
suku-suku asli Afrika dengan muka coreng moreng di sini. Jangan lewatkan kesempatan
untuk aksi ‘narsis ria’ juga di sini :)
Di zona ini, wahana favorit Akasyah dan
Dzikrillah adalah ‘Sky Pirates’ berupa kapal perompak terbang mengelilingi area
TSB. Jadi seru sekali untuk mereka, sampai naik 2 kali, yang kedua kalinya
milih kapal sendiri lagi…ada-ada aja anak-anak ini.
Selain itu juga ada wahana ‘Jelajah’ yang
mirip seperti Niagara, hanya konsepnya lebih ‘wah’ karena berbentuk seperti
sungai Afrika, pertama kita akan di ajak terjun dari jeram pendek dan
momentumnya terjun dari ketinggian 13 meter dari sebuah kuil tinggi.
Byuur..siap-siap agak basah atau kalau tidak beruntung ya..basah deh J
Satu-satunya wahana permainan yang tidak
sempat di naiki karena sudah masuk pukul 17.00 sore adalah Kong Climb. Berupa
aktifitas mendaki dinding untuk mencuri permata yang di jaga di puncak tebing.
Sepertinya seru, tapi takut Akasyah dan Dzikrillah kecapekan karena kami sudah
masuk dari jam 9.00.
Sebelum pulang kami sempat melihat
pertunjukan ‘Legenda Putra Mahkota’ yang di pentaskan di Amphitheater,
pertunjukannya bagus sekali baik dari segi cerita, desain kostum dan efeknya.
Tapi berhubung Akasyah teriak-teriak melulu karena takut, jadi saya ngga bisa
nonton dengan maksimal dan memutuskan untuk membawanya mengungsi daripada
mengganggu penonton lain ^^;
Namun untungnya saat Trans Fantasy Parade
kami bisa menonton dengan nyaman dan Akasyah juga semangat melihat parade para
krew TSB dengan kostum beraneka macam serta ada mobil hias dan balon raksasa,
dan itulah penutup acara jalanjalanbersamakeluarga kami di TSB
Suatu saat nanti, mungkin kami akan kembali
lagi kemari, saat anak-anak sudah bisa banyak menikmati aktifitas di dalamnya.
Jadi , jalanjalanbersamakeluargayuk J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar