Rabu, 19 Juni 2013

BANDUNG TRIP - Trans Studio Bandung






27/08/12

Perjalanan ini di lakukan tahun lalu, setelah absen jalanjalanbersamakeluarga yang jarak jauh, akhirnya terwujud setelah perayaan Idul Fitri 2012. Berhubung Dzikri baru genap 1 tahun, kami memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Bandung dulu karena jaraknya yang bisa di tempuh sekitar 2-3 jam perjalanan.

Alhamdulillah tidak ada kendala dan kemacetan yang menghambat sesampainya kami di Kota Kembang. Perjalanan ini di lakukan selama 6 hari pulang pergi, mengunjungi 4 objek wisata yang dapat di nikmati bersama keluarga.

Hari pertama kami memutuskan untuk menginap di Ibis Trans Studio, karena memperhitungkan kondisi fisik sehabis perjalanan dan sesudah mengunjungi Taman bermain yang luas ini. Sesampainya kami di hotel, ada welcome drink berupa teh rosella dingin. Prosedur check in agak memakan waktu, walau kami sudah melakukan pemesanan beberapa hari sebelumnya dan membayar uang muka sebelum tiba, anehnya mereka sempat tidak menemukan data-data kami. Selain itu hanya 2 petugas yang melayani, padahal tidak lama sesudahnya ada rombongan-rombongan lain yang datang. Setelah itu baru ada beberapa petugas yang membantu.

Untungnya petugas yang melayani ramah dan berkali-kali minta maaf atas kelambatan ini, selain itu area Lobby cukup nyaman untuk anak-anak kami dan rombongan jadi mereka tidak terlalu terganggu dengan kelambatan proses masuk, jadi kami tidak merasa perlu mengomentari lebih jauh.

Setelah semua beres, kami masuk ke lift yang di lengkapi dengan slot kartu. Jadi hanya penghuni hotel yang bisa menggunakan lift, untuk keamanan juga saya rasa.

Kamar kami semua berdekatan, kamar tidak terlalu besar tapi cukup untuk kami semua, per kamar 2-3 orang. Di lengkapi fasilitas flat tv chanel Internasional, pemanas air dan teh, kopi sachet serta air mineral. Pemandangan kamar kami menghadap Trans deluxe hotel pool yang berpasir putih.

Setelah membereskan semua barang-barang, kami memutuskan untuk jalanjalan keluar, sambil cari makan malam di Trans Studio mall, kami cukup keluar sedikit dari area komplek hotel dan langsung masuk ke dalam mall.

Setelah makan, saya dan suami memesan in room spa, pijatannya enak dan untuk level hotel harganya tidak sampai Rp.200.000 per orang.

Setelah itu istirahat untuk esok..

Trans Studio Bandung 27/08/12
Jl. Gatot Subroto no 289 Bandung
022-910 99999

Jam Buka
Senin-jumat 10.00-21.00
Sabtu, Minggu dan Hari libur nasional 09.00-22.00

Harga Tiket
Senin-jum'at Rp. 150.000 
sabtu-minggu-hari libur nasional Rp. 250.000
Jalur antrian cepat penambahan Rp, 200.000.


Sesudah sarapan pagi dengan banyak pilihan yang lezat, kami bersiap ke Trans Studio Bandung (TSB). Cukup berjalan kaki dari hotel, melewati area dalam bandung Supermall dan kami langsung memasuki area TSB.

Di sambut dengan badut-badut ceria dan mascot besar TSB, kami sempatkan untuk berpose sejenak. 

Semua pengunjung TSB akan di kenakan harga tiket, bahkan bila anda membawa bayi sekalipun ^^; hal ini cukup membuat kami tercengang, karena Dzikri saat itu baru 1 tahun dan belum bisa berjalan dengan lancar. Walau suami sempat protes, para petugas tidak bisa berbuat banyak karena itu peraturan manajemen. 

Saran saya, lebih baik bawa anak yang sudah bisa menikmati beberapa permainan dan bawa anggota rombongan yang juga bisa ikut serta bermain. Kami pun bukan satu-satunya yang protes, ada keluarga yang tidak hanya bawa batita tapi juga orang tua, biasanya di tempat rekreasi di Jakarta dapat diskon 50% di sini tetap harus bayar penuh ^^;

Sesudah mengurus pembayaran, kami di beri kartu seperti kartu atm yang di keluarkan Bank Mega yang bisa kami charge dan isi untuk keperluan berbelanja atau untuk makan di resto baik di TSB atau pun di salah satu komplek makan di TSM (Trans Studio Mall arau Bandung Supermall) ataupun gerai-gerai yang memasang logo Mega Cash di luar TSB-TSM.

Kami lalu menaiki tangga jalan dan barulah masuk ke area dalam TSB.

Interior dalamnya memang sangat menarik, ada menara seperti menara Eiffel, bentuk bangunan kota yang berbagai rupa tergantung zona wisatanya.

Terdiri dari 20 wahana, namun saat kami datang 1 wahana ( Marvel Superheroes) sedang di renovasi. Area terbagi jadi 3 zona yaitu Studio Central, area yang menyerupai Hollywood dan New York di Amerika. Lost City, di desain seperti area petualangan Afrika, dan Magic Corner yang menyerupai konsep dunia dongeng.

Petualangan kami di mulai di Studio Central, area yang seperti kota modern di Amerika ini penuh kerlap kerlip lampu. Bahkan ada petugas-petugas yang berdandan a la artis Hollywood seperti Elvis Presley, Marylinn Monroe, ataupun Charlie Chaplin.

Wahana pertama adalah Yamaha Racing Coaster, yang merupakan roller coaster tercepat di dunia dengan gerakan mundur yang super cepat. Kita akan di bawa naik ke dengan kecepatan tinggi hingga ujung menara di luar TSB, lalu kita akan kembali di tarik mundur dengan cepat pula. Di jamin anda akan berteriak sedemikian rupa ^^

Setelah itu kami melanjutkan langkah ke Transcar Racing. Kita akan menaiki kendaraan yang menyerupai mobil balap mini baik sendiri atau berdua, kendaraan ini di lengkapi jalur besi. Jadi yang kita atur adalah kecepatannya dengan menginjak pedal agar tidak menabrak kendaraan di depan kita atau menghindari agar kita tidak di tabrak pengemudi di belakang bila kita terlalu lambat. Tracknya menuju basement, jadi melewati area parkiran TSM. Tidak selalu lurus, ada menanjak dan berbelok, jadi setir harus di kendalikan dengan baik karena kalau tidak akan terguncang atau menimbulkan bunyi yang agak berisik. Cukup seru, tapi antriannya panjang sekali. Tenang saja, tidak perlu keahlian mengemudi yang professional kok untuk naik wahana ini, anak-anak dengan tinggi 110cm minimum pun sudah bisa naik.

Di sebelah Transcar Racing, ada Vertigo, yang mirip Kicir-Kicir di Dufan. Kincir raksasa dalam ruangan yang berputar 360 derajat. Sensasinya kurang lebih sama, cuma pemandangannya beda ya, karena kalau kita pusing, yang kita lihat adalah kerlap kerlip lampu, bukan dedaunan di pepohonan ^_^

Selain itu juga terdapat Trans Broadcast Museum, yang merupakan replica studio Trans TV. Jadi kita sedikit banyak dapat memahami aktifitas pembuatan sebuah program televise. Seperti cara pengambilan atau pengeditan suara, sistem permainan dalam sebuah kuis ataupun pura-pura beraktifitas sebagai presenter. Asyik juga lho, Akasyah paling senang bergaya di area presenter, karena ia jadi bisa tampil di layar TV yang ada dalam area ini J

Di dalam TSB banyak tempat makan, baik rasa tradisonal seperti Studio Kuring untuk menu ayam dan ikan, Warung Iga bakar,dan Studio Mie atau internasional seperti Corvette Dinner yang menyajikan burger dan Hotdog serta pancake juga Studio Chicks untuk Fried Chicken.
Lalu juga ada gerai ice cream Baskin Robbins, dan Coffe bean yang menyajikan variasi minuman berbasis kopi.

TSB pun di lengkapi dengan toilet yang bersih, musholla, ruang menyusui, serta juga ada klinik dan ruang merokok, karena ini zona dilarang merokok, ATM, penitipan barang, pusat informasi, lost n found (tempat barang hilang) studio foto dan Trans Studio Store yang menjual berbagai cinderamata dengan logo atau mascot TSB. Walau menurut saya rata-rata harga souvenir dan makanannya agak mahal. Tapi kami tetap beli cinderamata berupa sepasang kaos TSB untuk anak-anak kami, harganya Rp. 90.000 per kaos ukuran anak, bahannya lembut dan sampai sekarang masih bagus kondisinya walau sudah di cuci berkali-kali.

Kami juga beli stiker mobil yang sayangnya sekarang sudah pudar dan mengelupas serta magnet kulkas. Mungkin kualitas stikernya harus lebih di tingkatkan, karena stiker dari Rumah Sosis yang kami dapat secara gratis dalam rentang waktu yang sama masih ‘kinclong’ dan tidak terkelupas.

Di Studio Central ini terdapat Trans City Theater, yang merupakan gedung pertunjukan dengan standar Internasional, yang menampilkan pertunjukan teater musical. Saat kami ke sana sedang ada acara ‘Kabayan goes to Hollywood’ Sayangnya Akasyah dan Dzikrillah tidak terbiasa ruangan yang gelap dengan tata suara yang kencang untuk telinga mereka, jadi kami tidak bisa menikmati pertunjukan menarik tersebut.

Masih di area Studio Central, kami membawa putra-putri kami ke Dunia Anak.Di area ini terdapat berbagai macam wahana yang dapat di jajali oleh balita anda. Seperti mini komidi putar, perahu air, kereta api mini, mobil-mobil mini putar, cangkir putar dan bumper car. Akasyah dan Dzikri cukup puas bermain di komplek ini. Bila anda membawa balita, maka area ini lah yang paling banyak permainan untuk mereka. Karena memang kebanyakan wahana lainnya tidak di peruntukan usia balita.

Selain Dunia anak, juga ada wahana keluarga yang membuat Akasyah ketagihan yaitu si Bolang Adventure atau Petualangan Si Bolang. Kita akan menaiki kereta kecil berbentuk pesawat ini dan berkeliling Indonesia yang di tampilkan menyerupai Istana Boneka. Sangat menyenangkan, Akasyah tidak berhenti-hentinya bertanya tentang boneka-boneka yang ia saksikan.

Kami juga sempat membawa anak-anak ke science centre saat menunggu rombongan menaiki Giant Swing, di sini seperti museum sains kecil. Ada percobaan-percobaan interaktif yang bisa di lakukan bersama anak-anak anda. Akasyah dan Dzikri sangat senang mengutak-atik berbagai macam alat peraga di area ini.

Sementara anggota keluarga yang lebih besar menjajal wahana Giant Swing, yang berupa gandulan bundar raksasa yang akan mengayun anda setinggi-tingginya. Kalau anda gampang mual dan pusing, tidak di sarankan naik ini. Karena hampir semua anggota rombongan kami yang mencoba wahana ini langsung terserang mual dan puyeng J efek di ayun-ayun ya..

Namun berhubung masih banyak area yang belum di kunjungi, kami segera melanjutkan langkah menuju ‘Magic Corner’. Kalau Studio Central nuansanya seperti kota modern, Magic Corner seperti masuk ke abad pertengahan dengan pencahayaan yang lebih temaram.

Di area ini, para crew TSB bersliweran dengan pakaian ala penyihir ataupun tokoh-tokoh fantasi lainnya. Pastikan blitz kamera anda cukup kuat saat berfoto dengan mereka, karena pencahayaan di zona ini memang tidak seterang area lainnya.

Terdapat 2 area softplay tematik di zona ini, yaitu Pulau Liliput yang bisa di nikmati oleh anak-anak dengan usia maksimal 5 tahun dan Blackheart pirate ship dengan 4 lantai, khusus untuk umur 4-12 tahun.

Di sini kami sempat terpencar, saya dan suami memasuki ‘Dunia Lain The Ride’. Anda mungkin sudah pernah dengar tentang acara ‘Dunia Lain’ di Trans TV, jadi pasti sudah bisa terbayangkan konsep wahana ini? Yap..rumah hantu.
Waktu masuk ke sini suasananya semi gelap, sepi dan di iringi music yang bikin deg deg an, belum lagi banyaknya lukisan-lukisan bernuansa mistis. Yang paling saya takuti adalah penampilan tiba-tiba yang bikin jantungan ^^;
Untungnya sampai kami mencapai kereta untuk kami naiki, belum ada kejadian tersebut. Kereta dapat di naiki 4 orang, kebetulan pasangan yang dapat giliran bersama kami tidak mau duduk di depan, jadilah saya dan suami yang paling depan…waduuh..
Jarak antara kereta satu dan lain agak berjauhan. Ketika giliran kami masuk, di dalamnya gelap dan hanya di terangi cahaya secukup mata mampu melihat, belum lagi suara-suara pembangkit bulu roma. Kereta akan membawa kita mengelilingi legenda mistis Bandung yang mencekam salah satunya rumah ambulan.
Dalam tiap bangunan terdapat ‘penampakan-penampakan digital’ namun cukup sukses membuat jantung berdebar karena nuansa bangunan dan temaramnya cahaya.
Hingga akhirnya yang saya takutkan pun jadi nyata, di salah satu tikungan kendaraan kami terhenti dan..muncul penampakan yang di lakukan oleh crew ‘Dunia Lain’ yang sukses membuat kami semua berteriak. Terlebih suami saya, karena penampakan itu muncul di sebelahnya ^^; suami saya saking kagetnya sampai semi ngomel-ngomel, maaf ya Mas Hantu.. no hard feeling lho..suami saya reflek aja kok, namanya juga di kagetin level jantungan J walau si Mas Hantu sepertinya sudah terbiasa menerima berbagai respon karena secepat dia datang, secepat itu pula dia menghilang..

Setelah itu kami menarik napas lega dan tertawa-tawa mengingat kejadian tersebut.

Wahana lainnya yang juga menarik untuk di coba adalah ‘Negeri Raksasa’ konsepnya hampir mirip ‘Histeria’ di Dufan. Jadi kita di angkat naik ke menara tinggi tempat tinggal si raksasa, sampai di atas si raksasa akan menampakkan diri untuk mengejutkan kita melalui layar dan saat kita terfokus pada kemunculan si raksasa, kita akan di jatuhkan dari puncak menara. Untuk pecinta wahana jejeritan, ini harus di coba sepertinya ya. Dari anggota rombongan kami hanya 1 orang yang mau naik wahana ini :)

Lalu juga ada ‘Dragon riders’ yang menyerupai pelatihan menunggangi naga. Bisa di bilang wahana keluarga juga, tapi tidak bisa untuk balita ya. Tinggi minimum 120cm. Kita akan di ajak ‘ajrut-ajrutan’ naik wahana yang satu ini. Mungkin itu rasanya naik naga kali ya?

Salah satu area pertunjukan menarik yang tidak bisa kami kunjungi adalah ‘Special Effects Action’ karena sudah pasti volumenya maksimal. Pertunjukan ini mempertontonkan rahasia di balik pembuatan film action seperti efek ledakan, atraksi tiang jauh atau mobil bertabrakan.

Kami pun memasuki zona terakhir, yaitu Lost City. Zona ini seperti memasuki daerah Afrika, tampak para crew dengan kostum suku-suku asli Afrika dengan muka coreng moreng di sini. Jangan lewatkan kesempatan untuk aksi ‘narsis ria’ juga di sini :)



Di zona ini, wahana favorit Akasyah dan Dzikrillah adalah ‘Sky Pirates’ berupa kapal perompak terbang mengelilingi area TSB. Jadi seru sekali untuk mereka, sampai naik 2 kali, yang kedua kalinya milih kapal sendiri lagi…ada-ada aja anak-anak ini.

Selain itu juga ada wahana ‘Jelajah’ yang mirip seperti Niagara, hanya konsepnya lebih ‘wah’ karena berbentuk seperti sungai Afrika, pertama kita akan di ajak terjun dari jeram pendek dan momentumnya terjun dari ketinggian 13 meter dari sebuah kuil tinggi. Byuur..siap-siap agak basah atau kalau tidak beruntung ya..basah deh J

Satu-satunya wahana permainan yang tidak sempat di naiki karena sudah masuk pukul 17.00 sore adalah Kong Climb. Berupa aktifitas mendaki dinding untuk mencuri permata yang di jaga di puncak tebing. Sepertinya seru, tapi takut Akasyah dan Dzikrillah kecapekan karena kami sudah masuk dari jam 9.00.
Sebelum pulang kami sempat melihat pertunjukan ‘Legenda Putra Mahkota’ yang di pentaskan di Amphitheater, pertunjukannya bagus sekali baik dari segi cerita, desain kostum dan efeknya. Tapi berhubung Akasyah teriak-teriak melulu karena takut, jadi saya ngga bisa nonton dengan maksimal dan memutuskan untuk membawanya mengungsi daripada mengganggu penonton lain ^^;

Namun untungnya saat Trans Fantasy Parade kami bisa menonton dengan nyaman dan Akasyah juga semangat melihat parade para krew TSB dengan kostum beraneka macam serta ada mobil hias dan balon raksasa, dan itulah penutup acara jalanjalanbersamakeluarga kami di TSB

Suatu saat nanti, mungkin kami akan kembali lagi kemari, saat anak-anak sudah bisa banyak menikmati aktifitas di dalamnya. Jadi , jalanjalanbersamakeluargayuk J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar