Penasaran dengan
jungleland di Sentul, karena beberapa kali melihat spanduknya di jalan raya,
maka minggu ini kami memutuskan untuk mengunjungi langsung.
Berlokasi di komplek
Sentul Nirwana, Bogor. Kami keluar dari pintu tol Sentul City. Setelah itu kami
menyusuri jalan dengan berpatokan mencari komplek Sentul Nirwana Residence.
Untuk plang Jungleland sendiri kami hanya melihat 2 kali, kebanyakan spanduk atau
plang Sentul Nirwana Residence, jadi ikuti saja penunjuk arah tersebut.
Melewati Taman Budaya Sentul dan Alam Fantasia di sebelah kanan. Jungleland
terletak di area bawah.
Saat kami datang
udara cukup panas, Jungleland sendiri yang mengklaim sebagai Taman Bermain
terbesar di Indonesia masih belum menyelesaikan pembangunannya. Dari rencana
sekitar 44 wahana, hanya baru 11 yang beroperasi.
Jungleland buka
setiap hari dari jam 10.00-22.00, jam bukanya lebih panjang dari Taman Bermain
di luar ruangan lainnya, yang biasanya tutup jam 1830 atau jam 20.00
Area parkir yang di
rencanakan luas, tapi saat kami datang kebetulan belum terlalu banyak
pengunjung jadi kami masih bisa parkir di dekat arah pintu masuk.
Tiket parkir untuk
mobil 10.000, tiket masuk masih harga promo mengingat belum semua wahana di
buka, sebesar 75.000/orang. Anak di bawah usia 2 tahun gratis.
Di bagian depan
sebelum loket utama terdapat musholla, sementara di area sekitar loket ada
tempat penyimpanan barang/loker. Di brosur juga tercantum rencana akan adanya
penyewaan kereta dorong bayi.
Di sarankan anda yang
ingin mengunjungi Jungleland membawa uang tunai dalam jumlah lumayan, karena
saat kami ke sana fasilitas ATM belum tersedia dan mereka belum memiliki mesin
pembayaran dengan menggunakan kartu baik debit atau kartu kredit, hal ini cukup
merepotkan kami, karena saat kami datang kami tidak membawa uang tunai dalam
jumlah lebih, tapi Alhamdulillah cukup juga ternyata J
Bila Jungleland
selesai di bangun akan ada 5 area yang tersebar:
Downtown
Carnivalia
Explora
Tropicalia
Mysteria
Saat kami ke sana
area yang sudah aktif permainannya adalah Carnivalia. Kebetulan sedang ada
pameran Robot yang bekerja sama dengan Science Centre Singapur, jadi ini bisa
di jadikan tambahan aktifitas wisata.
Kami memasuki pameran
Robot yang juga berfungsi sebagai wahana pertama yang bisa kami jelajahi. Di
dalamnya terdapat display macam-macam hewan dalam bentuk robot, seperti
Jerapah, lalat, bunglon, cumi-cumi dan banyak lagi.
Selain itu juga ada
permainan-permainan interaktif seperti menembak mangsa kelelawar, menjerat
mangsa ala bunglon, mengenal bunyi, dan berbagai macam aktifitas ke ilmuwan
yang menarik.
Akasyah dan
Dzikrillah senang sekali di dalam sini, selain itu juga terdapat area
eksperimen. Dengan petugas-petugas yang ramah menjelaskan tiap pertanyaan
Akasyah, seperti eksperimen dengan angin, tenaga, air, listrik, dan permainan
trik mata atau visual.
Salah satu yang
menarik adalah eksperimen dengan pikiran, di mana kita akan di pasangkan alat
di kepala, lalu berusaha menggerakkan bola kecil hanya menggunakan kekuatan
pikiran kita. Akasyah sempat mencobanya dan berhasil. Permainan ini
mengharuskan kita untuk melatih konsentrasi.
Cukup lama juga kami
di dalam, ada mungkin sekitar 1 jam an karena banyaknya aktifitas yang bisa di
ikuti dan di coba untuk berbagai usia.
Karena kami belum
menjajaki area luar Jungleland yang sesungguhnya, kami pun segera memboyong
anak-anak kami ke area permainan.
Satu hal yang agak
menyusahkan saat keluar dari tempat pameran Robotic, tidak tersedianya jalur
untuk kereta dorong. Jadi suami saya harus mengangkat kereta dorong Dzikrillah
dan hal ini juga berlaku saat keluar dari komplek. Padahal mereka akan
menyediakan penyewaan kereta dorong hanya sepertinya mereka lupa
memperhitungkan akses/jalur kereta dorong. Saya tidak bisa membayangkan kalau
yang lewat kursi roda, bagaimana mengangkatnya ya?
Walau sepanjang jalur
wisata aksesnya tidak banyak tangga namun di kedua titik tadi tetap cukup
merepotkan.
Wahana pertama yang
kami lihat adalah kebut-kebutan. Konsepnya menyerupai transcar racing di Trans
Studio bandung. Hanya traknya lebih panjang, mencapai 700 meter, menurut mereka
terpanjang di Indonesia. Di tiap jalur antrian di tuliskan estimasi menunggu,
saat kami ingin coba wahana ini, waktu menunggunya sekitar 45 menit. Karena
memang banyak sekali yang ingin mencoba. Jadilah kami memutuskan untuk sholat
Dzuhur lebih dulu.
Musholla terletak di
belakang wahana Rumah Jelangkung ^^; mushollanya kalau untuk lelaki cukup luas,
tapi untuk perempuan agak sempit, hanya 2 baris. Semestinya di perbesar lagi,
karena jadi ada penumpukan orang-orang yang menunggu.
Di dekat musholla juga
tersedia toilet, yang sayangnya dari sekitar 7 pintu, hanya 4 pintu yang di
buka dan terjadilah lagi penumpukan orang-orang yang mengantri ^^;
Jalur menuju musholla
belum di rapikan jadi masih agak bertanah dan berpasir.
Setelah menunaikan
sholat, kami mulai memilah-milih wahana yang bisa di coba. Terdapat Rumah
Jelangkung, di mana kita akan menaiki kereta menyusuri ‘wisata horror ini’ di
dalamnya kita akan di buat terkaget-kaget dengan para krew yang sudah di sulap
jadi penghuni alam lain yang akan mendekati kita. Wahana ini juga salah satu
yang antriannya panjang, sampai 30 menit.
Di depan Rumah
Jelangkung terdapat wahana ‘Petir’ yang berupa bandul raksasa yang akan
mengayun kita di ketinggian 20 meter, yang sepertinya ayunan terbesar di Indonesia.
Yang pasti anda akan berteriak-teriak di buatnya :)
Karena wahana-wahana
tadi tidak cocok untuk Akasyah-Dzikrillah, kami membawa mereka ke wahana
‘Muter-muter’ yang merupakan komidi putar dalam berbagai bentuk hewan. Akasyah
dan Dzikrillah sampai menaiki wahana ini 3x karena bentuk hewan yang di naiki
bermacam-macam, ada lalat raksasa, ular, gajah, macan kumbang, zebra dan banyak
lagi.
Setelah berhasil
membujuk Akasyah untuk mencoba wahana lainnya, kami pun segera berpindah
tempat.
Wahana berikutnya
yang di coba oleh suami saya adalah hihiberan, berbentuk pesawat tempur yang
dapat di naiki 4 orang. Pesawat ini akan melayang cepat dan berputar jungkir
balik di ketinggian. Seru !
Di dekat wahana
hihiberan, terdapat permainan berbentuk piring raksasa namanya ‘Disko’ di mana
kita akan duduk di kursi yang berdiri sendiri-sendiri. Lalu piring ini akan
berputar dan berayun ke kanan-ke kiri hingga mencapai kemiringan 45 derajat.
Seperti naik kora-kora Dufan tapi kita semua di putar dan saling adu punggung.
Jadi sensasinya memang berbeda lho naik wahana ini.
Di dekat 2 wahana ini
terdapat restoran yang menjual berbagai macam makanan dan juga toilet. Lalu
juga ada tempat bermain basket, dengan panel skor dan waktu pemakaian. Melewati
para pemain basket tersebut, sampailah kami di kumpulan wahana anak-anak.
Walau kebanyakan
hanya bisa di naiki anak yang tingginya min 1 meter. Tapi Dzikrillah sempat
menaiki kereta mini ‘Sepur Leutik’ tapi untuk anda yang ingin mendampingi
batita anda, hanya di perkenankan satu pendamping dewasa saja.
Sementara Akasyah
mencoba naik mini pontang-panting, dan ia senang sekali karena waktu di Dufan
tingginya belum mencukupi jadi di sana ia tidak bisa menaiki wahana itu.
Akhirnya kesampaian juga naiknya di Jungleland, ia sampai naik 2 x
Selain itu juga ada
wahana ‘Ceblak-Ceblok’ yang mirip dengan wahana ‘Hysteria’ di Dufan tapi versi
mini nya. Akasyah juga ingin mencoba naik, berhubung ia belum pernah naik
wahana sejenis ini maka saya memutuskan untuk menemaninya. Ternyata lumayan
tinggi, dan kekhawatiran saya terbukti, Akasyah ketakutan sewaktu tiba-tiba
kami di jatuhkan dari ketinggian. Hanya dia tetap berusaha menahan takutnya
sampai permainan berhenti. Setelah permainan usai, baru deh Akasyah menangis,
hanya kami tetap acungi jempol keberaniannya J
Wahana aktif terakhir
adalah mobil jeger-jeger alias bom bom car, konsepnya sama seperti bom bom car
pada umumnya. Kalau di perhatikan nama-nama wahana di jungleland ini unik ya,
dari percampuran bahasa Sunda dan bahasa Indonesia sehari-hari J
Setelah puas bermain,
kami makan siang terlebih dahulu, lalu sholat Ashar. Nah saat di perjalanan
menuju musholla ternyata ada pawai dan atraksi Jungleland. Menarik sekali lho,
kostum yang di gunakan beraneka ragam dan kita juga bisa berphoto dengan para
peserta parade ini.
Sebelum pawai di
mulai beberapa penari pawai berjalan keliling untuk menginformasikan acara
pawai, dan kita bisa berfoto juga dengan mereka sebelum pawai.
Di Jungleland ini
juga banyak fotografer yang di tugaskan untuk mengambil photo kita selama
menaiki wahana, ataupun saat kita memasuki pintu utama Robot center. Kita akan
di beri tiket untuk pengambilan photo di dekat pintu keluar.
Namun cuaca mulai
mendung, dan terdengar juga suara geledek beberapa kali. Daripada terjebak
hujan sementara jarak agak jauh ke lapangan parkir. Kami pun memutuskan untuk
menyudahi kunjungan kami tanpa sempat berkeliling lebih jauh lagi. Tapi toh
semua wahana aktif sudah kami jajal, jadi lebih baik kami segera bergegas.
Ternyata kami bukan
satu-satunya yang berpikir seperti itu, terjadi penumpukan yang luar biasa di
pintu keluar. Karena pintu keluarnya hanya bisa di lalui 2 orang, dan
menggunakan tangga jadi merepotkan sekali untuk menurunkan kereta dorong
sementara orang berdesak-desakan ingin keluar. Banyak pengunjung yang ngomel
dengan kejadian ini, karena area rekreasi sebesar Jungleland kok pintu
keluarnya tidak memadai
Belum lagi penjualan
souvenir dan tempat pengambilan photo terletak di area yang sama, jadi sangat
mengganggu jalur keluar. Petugas-petugas di pintu keluar sampai berkali-kali
minta maaf karena gerutuan para pengunjung atas kurang memadainya fasilitas
pintu keluar ini.
Semoga ke depannya
pengelola Jungleland dapat memperbaiki kekurangan-kekurangannya, karena
Jungleland ini memiliki potensi yang bagus sekali untuk jadi tujuan wisata
keluarga.
Jadi
jalanjalanbersamakeluargayuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar