Tanggal Kunjungan: 21/04/13
Inilah salah satu rekreasi keluarga yang murah meriah tapi menyenangkan untuk semua anggota keluarga
Akses menuju tempat ini pun bisa di tempuh berbagai moda transportasi, baik umum maupun pribadi. Area parkir juga luas dan tiket masuk kendaraan pribadi hanya Rp. 6000,- di tambah tiket masuk per orang di atas 2 tahun cukup Rp. 4000,-
Kalau anda tidak bawa tikar, banyak penjaja yang menjual tikar seharga Rp. 5000 saja. Kebanyakan keluarga membawa perlengkapan piknik, untuk yang tidak, di dalam tersedia penjual makanan, namun kategori ringan seperti mie, bakso, Indomie, Pop Mie, pecel dan harganya tidak lebih dari 10.000
Melewati loket masuk, siap-siap berpose, karena para ‘fotografer’ akan mengabadikan gaya anda. Nantinya photo-photo ini akan di tawarkan ke anda pada saat anda menuju gerbang keluar. Harga photo-photo ini per lembarnya 15.000, kualitasnya bagus dan ukurannya besar serta di cetak dalam model frame ‘Angry bird’ dengan tulisan Kebun Binatang Ragunan. Harganya masih bisa di tawar, terlebih bila anda termasuk rombongan yang keluar menjelang tutupnya Ragunan J hanya tawarnya juga jangan terlalu berlebihan ya, menurut saya itu kan salah satu ajang mencari rezeki untuk mereka. Saya sendiri mendapatkan 3 photo tersebut menjelang tutupnya Ragunan dengan harga 10.000 per lembar, dan saya membeli semua photo anak2 kami dan rombongan.
Dari area loket menuju Pusat Primata bisa langsung belok kiri, tapi kalau mau ke area utama ragunan, harus jalan lumayan juga, jadi hitung-hitung olahraga.
Kita akan melewati area pentas satwa, konsepnya seperti pentas satwa di Ancol, hanya areanya tidak terlalu besar dengan sound system yang menggelegar yang menyurutkan langkah anak pertama saya, yang paling alergi dengan pertunjukan dengan suara menggeledek seperti itu. Kalau anak-anak anda tidak masalah dengan konsep suara seperti itu, akan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Harga tiket pentas satwa Rp. 6000 per orang.
Kandang Zebra |
Melewati pentas satwa, kandang pertama yang kami temui adalah jerapah dan zebra. Anak-anak saya senang sekali melihat mereka, terlebih para zebra bisa mendekat ke pagar. Sementara si jerapah saat itu sedang di kurung dalam kandangnya, jadi kita hanya bisa lihat saat ia menjulurkan lehernya yang super panjang.
Banyak delman-delman yang disewakan untuk berkeliling per area. Kami pun mencoba membawa anak-anak kami naik, karena ini pengalaman pertama mereka naik delman. Si Sulung Akasyah sangat senang, sementara si Bungsu Dzikri sempat menangis pertama naik, namun akhirnya amat menikmati setelah berjalan setengah rute sampai kami naik lagi 1 putaran lagi. Harga sewa delman Rp. 10.000 untuk 4 orang, murah kan J
Dari area delman kami berjalan mengikuti apa yang menarik di pandangan mata, ada banyak penunjuk arah walau agak kurang jelas karena sudah agak pudar kena cuaca. Namun suasana menyenangkan, karena biarpun ramai pengunjung tidak terlalu menumpuk, jalanannya pun sudah cukup rapi.
Terdapat juga penyewaan sepeda baik yang tandem ataupun yang biasa, harga penyewaan dari Rp. 15.000
Menunggang Gajah |
Lalu kami memutuskan untuk menunggang gajah, inilah wahana yang paling banyak antriannya, saya sendiri sampai pegal menunggu anak-anak, suami dan si Mbak mengantri. Tiketnya 7500 per orang, naik gajah 1 putaran pendek. Walau tidak semurah naik delman, harga ini termasuk murah lho bila di bandingkan tempat wisata tunggang gajah tempat lain, tentu saja rutenya memang paling pendek sih.
Untuk rombongan keluarga saya, ini merupakan pengalaman pertama menaiki gajah jadi mereka semangat sekali, sementara saya sudah pernah menaiki gajah di Taman Safari Indonesia sebanyak 2x tapi itu sebelum berkeluarga.
Saat bosan-bosan menunggu antrian, para pengunjung di suguhi adegan ‘gajah mandi’, yup..sesudah beberapa putaran membawa pengunjung, gajah-gajah tersebut di mandikan bergantian dan di beri minum. Berhubung keluarga saya masih di barisan antrian, jadi tidak sempat mengambil photo saat gajah-gajah di mandikan, walau banyak pengunjung menggunakan kesempatan tersebut untuk photo-photo.
Di area gajah tunggang juga terdapat tukang photo yang akan mengambil photo kita bila kita mau, tapi saya tidak tahu informasi harganya berhubung kami bawa kamera sendiri.
Selepas menaiki gajah dan rehat sejenak sambil makan siang, kami melanjutkan langkah melewati kandang gajah-gajah dan rusa serta sempat melihat buaya. Untuk kandang rusa, para rusa ini berani mendekatkan moncongnya berharap di bagi dengan jajanan yang anda bawa, tapi saran saya jangan beri mereka sembarangan makanan ya, kasihan kalau perut mereka tidak cocok.
Berjalan terus ke bawah kami melewati pentas ular raksasa dari Kalimantan, namanya ‘Mayangsari’, saya yang paling anti sama binatang melata ini tidak mau mampir. Tadinya anggota keluarga yang lain mau lihat, tapi anak-anak minta naik mobil bentuk kereta yang berkeliling komplek Ragunan. Jadi niatpun di urungkan untuk sesudah berkeliling, walau ternyata akhirnya batal juga karena terpotong hujan.
Di bagian bawah ada area mini playground dengan beberapa mainan yang bisa di naiki anak-anak dengan koin yang harus di beli seharga Rp. 5000 untuk 1 wahana. Kami sempat beli 2 koin, sambil menunggu antrian mobil kereta. Wahana-wahana kecil dengan koin ini sudah agak tua kondisinya, besi-besinya sudah berkarat, dan cat agak mengelupas, jadi perhatikan anak-anak anda saat menaiki permainan-permainan tersebut.
Untuk tiket mobil kereta saya agak lupa, antara 5000-7000 per orang. Begitu mobil kereta terlihat, kita akan langsung di minta untuk berbaris di jalur yang sudah di atur petugas. Semestinya sih bisa tertib, namun itulah salah satu kekurangan orang Indonesia, masih banyak orang-orang yang susah di atur. Padahal saya dan keluarga sudah antri satu baris, biar kami bisa duduk di barisan yang sama, tetap saja ada yang berusaha memaksa masuk ke barisan kami ^^; saat kaki kami sudah menginjak tangga mobil kereta, padahal sudah saya beri tahu, bahwa kami semua satu barisan karena satu keluarga dan bawa 2 anak kecil…ada-ada saja ya..
Lepas dari pengalaman tersebut, acara keliling ini menyenangkan, kami bisa lihat area-area yang belum sempat di jelajahi namun cukup terawat dan juga melewati area belakang Ragunan yang tidak terawat. Mungkin karena luasnya area, jadi masih kekurangan waktu dan mungkin juga tenaga untuk bisa merapikan semuanya ya. Walau ini tidak mengurang kenyamanan yang sudah kami rasakan. Kami juga melewati area karantina hewan dan melihat berbagai jenis kera dan burung yang di kandangi terpisah.
Selepas keliling, kami memutuskan untuk sholat Dzuhur. Ada fasilitas musholla yang cukup besar dan bersih serta toilet umum yang juga bersih walau bangunannya tua. Lokasi musholla dari area mobil kereta keliling tidak terlalu jauh, ikuti saja arah penunjuk jalan hingga persimpangan, nanti ambil arah ke kanan untuk turun.
Di dekat area musholla juga terdapat area hewan seperti macan tutul yang di kandangi dengan jendela besar, per kandang ada 1 ekor macan tutul. Sayangnya saat itu mulai mendung dan tidak ada penerangan yang cukup karena rimbunnya pepohonan jadi agak gelap untuk melihat mereka di dalam. Kebanyakan sedang tidur siang.
Di seberangnya terdapat area reptile, juga dengan kandang berjendela besar. Berhubung saya takut dengan ular, jadi saya tidak mau memasuki area tersebut. Menurut suami dan putri sulung saya ada ular, kadal, biawak, dan kura-kura.
Sebetulnya masih banyak area yang belum kami jelajahi karena luasnya Kebun Binatang ini, namun langit begitu mendung dan terdengar Guntur bersahutan. Jadi kami memutuskan untuk menyudahi kunjungan kami dan berjanji akan kembali ke sini.
Jadi..jalanjalanbersamakeluargayuk :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar