Sabtu, 18 Mei 2013

Godong Ijo - Sawangan Depok

Godong Ijo 



Tanggal kunjungan 09/05/13


Hari ini kami melakukan perjalanan ke objek wisata 'Godong Ijo' yang berada di sawangan, Depok. Perjalanan dari BSD Tangerang memakan waktu sekitar 1 jam plus nyari-nyari alamat :) Kami memutuskan melakukan perjalanan ke tempat ini setelah membaca artikel di sebuah majalah wisata dan tempat wisata ini juga di tulis di salah satu buku panduan wisata keluarga.

Lokasi tempat di pinggir jalan raya, melewati 2 komplek perumahan. Akses jalan arah ke lokasi tidak terlalu sulit, namun di sarankan bertanya agar lebih jelas. Penduduk sekitar tahu lokasi objek wisata ini dengan baik.

Setelah memarkir mobil saya dan keluarga segera menuju ke areal utama. Fasilitas yang terdapat di Godong Ijo antara lain, Restoran dengan akuarium besar yang memuat 2 ekor ikan dengan moncong panjang yang sayangnya tidak ada penjelasan tentang detil ikan di akuarium yang airnya tidak terawat.

Di sebelah kiri resto terdapat 1 kolam yang memuat ikan Arapaima, seekor ikan karnivora tawar besar, yang sekali lagi kolamnya pun keruh tidak terawat dan di ujung kanan kolam tersebut terdapat kandang ular sanca raksasa berwarna hitam.

Sementara di sebelah kanan resto terdapat taman dengan kolam ikan yang didalamnya ada berbagai macam ikan koi bersliweran dan seekor ikan berukuran besar dengan sirip seperti hiu, yang sekali lagi saya tidak dapatkan penjelasannya.

Kami mencari-cari pusat informasi atau tempat sejenis yang memungkinkan kami untuk tahu lebih banyak tentang aktifitas yang bisa di lakukan di situ, tapi sepertinya tidak ada. Petugas-petugas lebih sibuk dengan mengantar pesanan makanan.

Kami terus turun, di tengah-tengah area terdapat beberapa penunjuk arah. Sebelumnya kami sempat berbincang dengan petugas-petugas yang menjaga area show room tanaman mengenai fasilitas lengkap 'Godong Ijo' dan mereka hanya menyebutkan fasilitas sesuai dengan apa yang di tunjukkan papan penunjuk arah. Maka kami pun mulai mengikuti penunjuk arah.

Si Bagong, kura-kura raksasa


Yang pertama kami lihat adalah area terbuka yang cukup luas dengan 1 kandang Iguana berwarna hijau dengan buntut belang hitam, dengan kondisi kandang yang kotor, saya jadi merasa iba dengan hewan-hewan di tempat ini, kecuali si Sanca ^^; Rata-rata mereka sendirian dan kandang mereka tidak terlalu terurus. Setelah itu kami melihat kandang kura-kura raksasa Aldabra yang berumur 19 tahun, yang tertulis di kertas penjelasan yang mungkin saja sudah tidak up to date karena dari majalah yang say abaca edisi tahun 2012 Maret tertulis berumur 20 th, jadi semestinya tahun ini sudah 21tahun ya? Kura-kura ini luar biasa besar seperti kura-kura yang ada di kepulauan Galapagos dengan berat skitar 200kg. Kita bisa memberinya makan seperti sayur-sayuran yang terletak di atas genting tempat sang kura2 berteduh.

Green House


Setelah puas melihat kura-kura, kami melanjutkan langkah ke area belakang godong ijo, di mana terdapat beberapa green house. Green house ini cukup tertata tapi tidak ada petugas dan tulisan yang menjelaskan tentang berbagai macam tumbuhan di situ. Jadi kami harus cukup puas dengan melihat-lihat dan berfoto.

Selanjutnya kami kembali ke area utama. Green house yang terdepan terdapat 2 petugas yang bisa kita tanyakan mengenai informasi tetumbuhan di tempat tersebut. Melewati green house, terdapat areal pemancingan yang sepertinya merupakan pusat aktifitas dari ‘Godong Ijo’.

Area pemancingan ini memiliki kedalaman 5 meter, jadi bagi anda yang datang dengan anak-anak terlebih balita, pastikan pengawasan anda karena tidak ada pagar pengaman.

Berbagai macam ikan ada di kolam pemancingan ini, seperti lele besar berukuran 6,7 kg yang berhasil di tangkap salah satu pemancing atau pun ikan patin biasa.

Khusus untuk ikan-ikan ‘istimewa alias super besar’ tidak di perkenankan untuk di beli. Untuk menangkap ikan-ikan besar ini, di ikutsertakan dalam paket memancing jenis ‘Jackpot’ selama 4 jam, harga memancing skitar 150.000. Mereka rutin mengadakan lomba menangkap ikan-ikan ‘raksasa’ ini.

Sementara untuk paket memancing lainnya, mereka punya paket tarikan 1 jam Rp, 40.000, dan tarikan 4 jam Rp. 100.000. Semua kegiatan ini termasuk joran (alat pancing) yang bisa anda pilih, saung pemancing dan 2 pakan(umpan standar) bila ingin umpan bentuk lainnya bisa di beli dengan tambahan biaya.

Bila ikut paket pancing tarikan, ikan-ikan yang tertangkap baik itu kecil atau pun besar tidak boleh di lepas lagi ke kolam, bila kita masukkan lagi kita akan kena denda sekitar Rp. 25.000

Acara memancing bisa jadi mengasyikkan bila anda sudah terbiasa dan mengetahui cara pemakaian joran dengan baik, bila belum, jadi agak susah juga. Terlebih petugas tidak ada di dalam area pemancingan saat kami datang. Mereka hanya ada di area pembayaran dan menjaga joran-joran yang akan di gunakan.

Di banding tempat pemancingan lain yang pernah kami sambangi di Citeureup, di mana petugas akan membantu para pemancing yang kesulitan dan selalu berjaga-jaga di dekat kolam, jadi tidak harus bolak-balik lumayan jauh untuk memanggil mereka, terkadang si petugas yang mendatangi kalau melihat ada pemancing yang kesulitan. Jadi kebanyakan pemancing di citeureup pulang membawa ikan baik itu kecil atau besar, banyak atau sedikit. Kami hari itu kurang beruntung di Godong Ijo tidak berhasil membawa tangkapan apa-apa ^^

Fasilitas lain yang di sediakan ‘Godong Ijo’ berupa Restoran, selain itu kita dapat memesan makanan ke area saung pemancingan. Area restorannya agak suram, sementara area dapur yang berdekatan dengan area pemancingan agak kotor. Selain itu terdapat toilet dan musholla, yang lokasinya berhadapan dengan kandang ular ^^; khusus untuk musholla berbentuk rumah panggung, jadi hati-hati langkah anda. Selain itu mushollanya pun kurang terawat dan agak berbau, di sarankan anda yang perempuan membawa sendiri perlengkapan sholat seperti mukena dan sarung, walau di sana juga tersedia.

Sejujurnya saya kecewa dengan kenyataan tempat yang berbeda dengan apa yang saya baca di buku panduan dan majalah, tapi buku dan majalah tersebut memang terbitan tahun 2012 sih. Hanya cepat sekali perubahan suasana dengan jarak waktu hanya 1 tahun ya..

Untuk yang hobi memancing, tempat ini tidak terlalu buruk dan bisa di jadikan salah satu pilihan. Walau alangkah baiknya untuk pengelola tempat ini memperhatikan kondisi fasilitas dan memperbaikinya agar sesuai dengan konsep yang sebelumnya di tawarkan sebagai salah satu pilihan untuk wisata keluarga.

Jalanjalanbersamakeluargayuk

Taman Mini Indonesia Indah




Danau Arsipel


Tanggal Kunjungan: 18/11/2012


Saat kami berkunjung ke TMII hari sudah mulai mendung, namun karena sudah di tengah jalan kami hanya bisa berharap-harap cemas, smoga hujan tidak semakin deras dan membatalkan acara jalanjalan kami.

Ternyata hujan tetap turun walau tidak terlalu deras, berhubung areanya luas, saya menyarankan ke pusat informasi terlebih dahulu untuk meminta peta TMII agar bisa menentukan arah tujuan dengan lebih mudah, mengingat cuaca yang kurang bersahabat.

Biaya masuk TMII skitar 9000 per orang untuk di atas usia 3 tahun. Untuk mobil Rp. 10.000, motor Rp. 6.000

Setelah memperoleh peta, kami memutuskan untuk menuju stasiun kereta gantung atau skylift terlebih dahulu, karena wahana ini yang terdekat dengan area parkiran. Tiket skylift Rp. 25.000 per orang untuk hari libur dan Rp. 20.000 per orang hari biasa.

Terdapat 3 stasiun skylift dan saat kita menaiki, kita harus membeli tiket terlebih dahulu dan tangan kita akan di stempel untuk menandakan lokasi stasiun kita naik.

Skylift TMII belum secanggih skylift Ancol, pintu masih di buka secara manual, dan berukuran lebih kecil namun tetap mampu menampung kami semua yang berjumlah 5 orang ( 4 dewasa 1 anak balita) tanpa berdesakan. Kacanya agak buram dan bagian dalamnya agak panas, jadi buka saja kaca bagian atas agar ada udara masuk biar tidak terlalu sumpek.

Menaiki skylift memiliki sensasi sendiri, kita bisa menyaksikan banyak area TMII seperti berbagai anjungan, danau, istana anak-anak dari ketinggian. Hal ini mengasyikkan terlebih untuk anak-anak. Walau gerimis kami tetap bisa menikmati wahana ini dengan baik.

Selepas menaiki skylift, tujuan berikutnya adalah stasiun Aeromovel Titihan Samirono/kereta yang berjalan di jalur khusus yang lebih tinggi. Tiketnya skitar 15.000 per orang dan sepertinya hanya beroperasi sabtu-minggu.

Sebelum sampai di Aeromovel, kami melewati Snowbay, yang merupakan wahana renang terbaru di TMII. Kami belum berkesempatan main kemari, mungkin di lain waktu, karena menurut informasi yang kami baca, tempat ini berkonsep area bersalju. Tiket masuk 120.000 per orang untuk hari libur dan 100.000 per orang untuk hari biasa.

Setelah memarkir mobil di dekat stasiun Aeromovel dan membeli tiket, kami harus berjalan naik ke atas stasiun. Sesampainya di atas, tinggal menunggu kereta yang akan datang.

Aeromovel (Kereta Titian Samirono)


Kereta akan berhenti di beberapa stasiun, jadi pastikan anda mengingat stasiun tempat anda naik bila anda ingin kembali ke tempat awal.

Bagian belakang kereta adalah bagian favorit, karena jendelanya terbuka lebar, jadi sekalian untuk ventilasi kereta berhubung aeromovel ini tidak berpendingin udara.

Namun ada kejadian yang cukup mengganggu saat naik aeromovel, walau tertulis tanda dilarang merokok, tetap saja ada seorang Bapak yang merokok dengan asyiknya. Kalau hal ini terjadi pada anda, tegur saja ya, karena di dalam kereta kan banyak anak-anak dan merokok itu jauh lebih merugikan orang yang tidak menghisap rokok secara langsung di banding si perokok. Toh sudah ada tanda larangannya juga di dalam kereta.

Di luar kejadian yang agak mengganggu itu, naik aeromovel merupakan pengalaman yang menyenangkan untuk kami semua terlebih untuk anak-anak.

Beranjak dari aeromovel, kami menuju ke anjungan Sumatera Barat, daerah parkir agak padat tapi Alhamdulillah kami mendapat tempat untuk parkir.

Sebelumnya kami sempat melewati wahana balon udara raksasa, yang dapat kita naiki. Berhubung cuaca sedang mendung dan hujan gerimis jadi kami tidak mengunjungi area tersebut.Tiket naik balon udara hari libur 120.000 dewasa 90.000 anak-anak, hari biasa 90.000 dewasa dan 60.000 anak-anak.

Memang berwisata di TMII lebih enak kalau kita bawa kendaraan, baik itu mobil atau motor karena jarak yang berjauhan dan lebih menguntungkan saat cuaca berubah mendadak. Untuk yang tidak membawa kendaraan ada fasilitas mobil keliling Rp. 3000/orang, yang akan berhenti di tempat-tempat tertentu sesuai jalur mereka. Bila ingin lebih bebas, kita bisa mencharter mobil keliling tersebut selama 1 jam dan berhenti di tempat-tempat yang kita mau dan penumpangnya bisa rombongan kita saja, jadi tidak bercampur dengan pengunjung umum. Harga charter Rp. 60.000. Fasilitas mobil besar atau bus juga tersedia untuk di charter per jam skitar Rp. 150.000

Bagian dalam anjungan Sum-Bar


Kami segera melangkahkan kaki ke anjungan Sumatera Barat. Masuk anjungan gratis. Area anjungan hari ini ramai pengunjung, ada yang berfoto-foto, mengunjungi rumah adat bahkan ada anak-anak yang bermain bola. Yang terakhir ini sebetulnya gangguan sih, karena banyak pengunjung tapi ada yang main bola di dekat rumah adat. Usut punya usut, ternyata ada acara pertemuan atau gathering orang Minang, yang sepertinya rutin di adakan. Biasanya per kota atau per suku atau per keluarga besar.

Alasan saya memilih anjungan ini pun, karena kami juga orang Minang, dan ini kesempatan menunjukkan sedikit gambaran daerah asal kepada anak-anak kami. Berhubung saat Akasyah kami bawa mudik, dia masih berumur 11bulan sementara Dzikri belum pernah sama sekali ke kampung asalnya.

Di dalam rumah adat yang paling besar, terdapat display pakaian adat, pelaminan dan kamar. Semuanya tertata rapi dan bersih, hanya agak gelap saja.

Di area ini juga terdapat fasilitas toilet yang cukup bersih, musholla yang berbentuk rumah adat  mini yang juga tertata rapi, juga ada area rumah makan padang tentunya.

Selain itu ada beberapa pejaja jamu gendong, minuman hangat, bahkan atraksi topeng monyet yang bisa kita beri uang seikhlasnya.

Namun satu hal yang baru di beberapa lokasi wisata TMII yang baru saya sadari (berhubung terakhir kali saya kemari skitar 17 tahun yang lalu ^^;) adanya badut-badut hewan berwarna-warni. Awalnya saya pikir mascot baru TMII kali ya, jadi saya pun meminta putra bungsu saya untuk berfoto, setelah beberapa jepretan, para mascot itu menunjuk-nunjuk dada mereka. Di bagian dada memang ada kantung, saya pikir variasi kostum ternyata itu tanda mereka minta di bayar. Tentu saja kami kaget, kami kira mereka seperti mascot tempat wisata lainnya, gratis dong untuk foto-foto.  Begitu tahu bayar terkejut juga. Suami saya hanya memberi uang ke mascot yang memang berfoto dari awal dengan anak kami.

Menurut saya hal ini agak mengganggu, karena tidak ada penjelasan dari awal soal hal tersebut, walau saya mengerti mereka mencari rejeki, dan kita bisa memberi mereka seikhlasnya, hanya terkadang mereka tiba-tiba langsung ‘nebeng’ foto seperti yang saya alami saat di Istana anak-anak. Walau saya sudah memberi tahu mereka saya tidak perlu mascot, ada juga yang agak memaksa.. Hanya terasa aneh saja berfoto dengan mascot yang membayar sepertinya hanya TMII ya sejauh yang saya tahu..

Kami tidak bisa terlalu lama di area anjungan, setelah sholat kami harus cari tempat untuk buka ransum. Berhubung area anjungan Sumbar tidak ada area luas yang tertutup untuk lesehan, perjalanan kami teruskan ke Istana Anak-Anak.

Beruntungnya kami, Istana Anak-Anak berseberangan dengan Taman Plaza Arsipel Indonesia yang berbentuk seperti Amphiteater tertutup. Setelah parkir, kami langsung memasuki area Plaza. Ternyata di dalamnya sudah ada orang-orang yang berpikir sama seperti kami. Banyak orang yang menikmati bekal di dalamnya, dan juga ada penjual-penjual minuman sachet hangat di dalam plaza. Sayangnya plazanya agak kotor, karena di jadikan tempat makan, tong sampahnya penuh dengan bekas makanan, bahkan ada plastic sampah besar yang tergeletak begitu saja dengan sampah-sampah juga. Selain itu juga ada ceceran air bekas orang mencuci tangan ataupun air yang mungkin tertumpah.

Tapi pemandangan plaza yang menghadap danau arsipel dan area yang luas serta terbuka cukup bisa membantu untuk mengindahkan hal-hal di atas. Pintar-pintar cari tempat yang bersih saja dan anda tetap bisa menikmati acara makan bersama ^^

Di Danau arsipel kita bisa menaiki wahana perahu kecil atau sepeda air yang berbentuk angsa, tiketnya kisaran Rp. 7500-Rp.10.000

Istana Anak-anak

Stelah makan siang usai, kami pun menuju Istana Anak-Anak. Bangunan fisik istana ini tetap cantik seperti dulu sewaktu saya kecil, walau di bagian atasnya ada yang sedikit agak tua. Di lokasi wisata ini terdapat berbagai macam wahana yang tiketnya harus di bayar lagi secara terpisah. Tiket masuk istana anak-anak Rp. 5000 per orang.

Memasuki istana ini terdapat replica permainan tradisional, dulunya sewaktu saya kecil di Istana Anak-anak terdapat mesin cerita rakyat, sayangnya mesin itu sudah tidak ada lagi. Kini sayap kanan dan kiri bagian dalam istana anak-anak di gunakan untuk latihan menari tradisional.

Di bagian belakang istana, terdapat aula terbuka ‘Graha Seni Atmaja’ yang saat kami datang baru saja di gunakan untuk lomba tari dan lukis tingkat SD.

Selain itu ada akses tangga untuk naik ke atas istana hingga kita bisa melihat sekeliling komplek istana anak-anak.

Fasilitas permainan yang ada di Istana anak-anak di bagian luar berbagai macam, ada kereta api kelinci (tiket 5000 per orang) yang akan membawa kita keliling tidak hanya di area Istana anak tapi juga melewati area luarnya seperti anjungan Papua.

Ragam permainan lainnya yang ada di Istana Anak-anak seperti kolam renang, tiket 15.000, mandi bola, bom bom car, pesawat terbang mini, monorail, komedi putar, roda tamasya, giring ombak, kiddt boat dan battery car. Tiket permainan-permainan ini dari Rp. 3000 – Rp. 10.000

Setelah puas di Istana Anak-anak, kami memutuskan untuk menuju tempat wisata lainnya yang sejalan dengan pintu keluar dan tempat untuk menunaikan sholat Ashar, di tambah lagi hujan mulai turun sedikit lebih deras.

Tempat wisata di TMII terakhir yang kami kunjungi adalah Dunia air tawar dan Serangga, tiket masuk Rp. 15.000 sudah termasuk 2 tempat tersebut.

Sebelum memasuki area Dunia air tawar, terdapat kolam berisi ikan-ikan berwarna warni. Kita juga bisa memberi mereka makan dengan pakan yang di jual per bungkus Rp. 2000. Dunia air tawar adalah kumpulan akuarium berisi koleksi hewan-hewan yang hidup di perairan air tawar, ada bermacam-macam ikan, belut dan juga kura-kura di dalamnya. Tempat ini terdiri dari 2 lantai, dan koleksinya banyak. Kekurangannya tempat ini agak gelap.

Di bagian tengah ada area air terjun buatan yang bagus, sementara di bagian atas tidak sempat kami jelajahi karena di luar semakin deras hujannya dan kami belum menunaikan sholat Ashar.

Sementara yang lain melaksanakan sholat di musholla dekat museum serangga yang agak sempit, karena kebetulan sedang ada rombongan juga yang sholat di situ, Akasyah dan pengasuhnya yang sedang berhalangan sholat pergi melihat-lihat museum serangga. Ia menyukai area tersebut, terlebih area kupu-kupu. Sayangnya kami tidak sempat lagi, melihat antrian mobil yang semakin banyak menuju pintu keluar, kami harus cepat atau bisa terjebak macet.

Masih baaanyaak lagi objek wisata di TMII, yang belum sempat kami lihat dan coba seperti:
-Kereta mini
-Theater Keong Mas
-Teater 4D
-Taman Burung
-Berbagai macam museum dan anjungan

Kami pun berencana untuk mengunjungi TMII kembali di lain waktu, smoga tidak kena hujan lagi ya J

Jalanjalanbersamakeluargayuk..

Selasa, 14 Mei 2013

Ragunan


Area Delman

Tanggal Kunjungan: 21/04/13

Inilah salah satu rekreasi keluarga yang murah meriah tapi menyenangkan untuk semua anggota keluarga 

Akses menuju tempat ini pun bisa di tempuh berbagai moda transportasi, baik umum maupun pribadi. Area parkir juga luas dan tiket masuk kendaraan pribadi hanya Rp. 6000,- di tambah tiket masuk per orang di atas 2 tahun cukup Rp. 4000,-

Kalau anda tidak bawa tikar, banyak penjaja yang menjual tikar seharga Rp. 5000 saja. Kebanyakan keluarga membawa perlengkapan piknik, untuk yang tidak, di dalam tersedia penjual makanan, namun kategori ringan seperti mie, bakso, Indomie, Pop Mie, pecel dan harganya tidak lebih dari 10.000

Melewati loket masuk, siap-siap berpose, karena para ‘fotografer’ akan mengabadikan gaya anda. Nantinya photo-photo ini akan di tawarkan ke anda pada saat anda menuju gerbang keluar. Harga photo-photo ini per lembarnya 15.000, kualitasnya bagus dan ukurannya besar serta di cetak dalam model frame ‘Angry bird’ dengan tulisan Kebun Binatang Ragunan. Harganya masih bisa di tawar, terlebih bila anda termasuk rombongan yang keluar menjelang tutupnya Ragunan J hanya tawarnya juga jangan terlalu berlebihan ya, menurut saya itu kan salah satu ajang mencari rezeki untuk mereka. Saya sendiri mendapatkan 3 photo tersebut menjelang tutupnya Ragunan dengan harga 10.000 per lembar, dan saya membeli semua photo anak2 kami dan rombongan.

Dari area loket menuju Pusat Primata bisa langsung belok kiri, tapi kalau mau ke area utama ragunan, harus jalan lumayan juga, jadi hitung-hitung olahraga.

Kita akan melewati area pentas satwa, konsepnya seperti pentas satwa di Ancol, hanya areanya tidak terlalu besar dengan sound system yang menggelegar yang menyurutkan langkah anak pertama saya, yang paling alergi dengan pertunjukan dengan suara menggeledek seperti itu. Kalau anak-anak anda tidak masalah dengan konsep suara seperti itu, akan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Harga tiket pentas satwa Rp. 6000 per orang.


Kandang Zebra


Melewati pentas satwa, kandang pertama yang kami temui adalah jerapah dan zebra. Anak-anak saya senang sekali melihat mereka, terlebih para zebra bisa mendekat ke pagar. Sementara si jerapah saat itu sedang di kurung dalam kandangnya, jadi kita hanya bisa lihat saat ia menjulurkan lehernya yang super panjang.


Banyak delman-delman yang disewakan untuk berkeliling per area. Kami pun mencoba membawa anak-anak kami naik, karena ini pengalaman pertama mereka naik delman. Si Sulung Akasyah sangat senang, sementara si Bungsu Dzikri sempat menangis pertama naik, namun akhirnya amat menikmati setelah berjalan setengah rute sampai kami naik lagi 1 putaran lagi. Harga sewa delman Rp. 10.000 untuk 4 orang, murah kan J

Dari area delman kami berjalan mengikuti apa yang menarik di pandangan mata, ada banyak penunjuk arah walau agak kurang jelas karena sudah agak pudar kena cuaca. Namun suasana menyenangkan, karena biarpun ramai pengunjung tidak terlalu menumpuk, jalanannya pun sudah cukup rapi.

Terdapat juga penyewaan sepeda baik yang tandem ataupun yang biasa, harga penyewaan dari Rp. 15.000


Menunggang Gajah


Lalu kami memutuskan untuk menunggang gajah, inilah wahana yang paling banyak antriannya, saya sendiri sampai pegal menunggu anak-anak, suami dan si Mbak mengantri. Tiketnya 7500 per orang, naik gajah 1 putaran pendek. Walau tidak semurah naik delman, harga ini termasuk murah lho bila di bandingkan tempat wisata tunggang gajah tempat lain, tentu saja rutenya memang paling pendek sih.

Untuk rombongan keluarga saya, ini merupakan pengalaman pertama menaiki gajah jadi mereka semangat sekali, sementara saya sudah pernah menaiki gajah di Taman Safari Indonesia sebanyak 2x tapi itu sebelum berkeluarga.

Saat bosan-bosan menunggu antrian, para pengunjung di suguhi adegan ‘gajah mandi’, yup..sesudah beberapa putaran membawa pengunjung, gajah-gajah tersebut di mandikan bergantian dan di beri minum. Berhubung keluarga saya masih di barisan antrian, jadi tidak sempat mengambil photo saat gajah-gajah di mandikan, walau banyak pengunjung menggunakan kesempatan tersebut untuk photo-photo.

Di area gajah tunggang juga terdapat tukang photo yang akan mengambil photo kita bila kita mau, tapi saya tidak tahu informasi harganya berhubung kami bawa kamera sendiri.


Melihat Rusa

Selepas menaiki gajah dan rehat sejenak sambil makan siang, kami melanjutkan langkah melewati kandang gajah-gajah dan rusa serta sempat melihat buaya. Untuk kandang rusa, para rusa ini berani mendekatkan moncongnya berharap di bagi dengan jajanan yang anda bawa, tapi saran saya jangan beri mereka sembarangan makanan ya, kasihan kalau perut mereka tidak cocok.

Berjalan terus ke bawah kami melewati pentas ular raksasa dari Kalimantan, namanya ‘Mayangsari’, saya yang paling anti sama binatang melata ini tidak mau mampir. Tadinya anggota keluarga yang lain mau lihat, tapi anak-anak minta naik mobil bentuk kereta yang berkeliling komplek Ragunan. Jadi niatpun di urungkan untuk sesudah berkeliling, walau ternyata akhirnya batal juga karena terpotong hujan.

Di bagian bawah ada area mini playground dengan beberapa mainan yang bisa di naiki anak-anak dengan koin yang harus di beli seharga Rp. 5000 untuk 1 wahana. Kami sempat beli 2 koin, sambil menunggu antrian mobil kereta. Wahana-wahana kecil dengan koin ini sudah agak tua kondisinya, besi-besinya sudah berkarat, dan cat agak mengelupas, jadi perhatikan anak-anak anda saat menaiki permainan-permainan tersebut.

Untuk tiket mobil kereta saya agak lupa, antara 5000-7000 per orang. Begitu mobil kereta terlihat, kita akan langsung di minta untuk berbaris di jalur yang sudah di atur petugas. Semestinya sih bisa tertib, namun itulah salah satu kekurangan orang Indonesia, masih banyak orang-orang yang susah di atur. Padahal saya dan keluarga sudah antri satu baris, biar kami bisa duduk di barisan yang sama, tetap saja ada yang berusaha memaksa masuk ke barisan kami ^^; saat kaki kami sudah menginjak tangga mobil kereta, padahal sudah saya beri tahu, bahwa kami semua satu barisan karena satu keluarga dan bawa 2 anak kecil…ada-ada saja ya..

Lepas dari pengalaman tersebut, acara keliling ini menyenangkan, kami bisa lihat area-area yang belum sempat di jelajahi namun cukup terawat dan juga melewati area belakang Ragunan yang tidak terawat. Mungkin karena luasnya area, jadi masih kekurangan waktu dan mungkin juga tenaga untuk bisa merapikan semuanya ya. Walau ini tidak mengurang kenyamanan yang sudah kami rasakan. Kami juga melewati area karantina hewan dan melihat berbagai jenis kera dan burung yang di kandangi terpisah.

Selepas keliling, kami memutuskan untuk sholat Dzuhur. Ada fasilitas musholla yang cukup besar dan bersih serta toilet umum yang juga bersih walau bangunannya tua. Lokasi musholla dari area mobil kereta keliling tidak terlalu jauh, ikuti saja arah penunjuk jalan hingga persimpangan, nanti ambil arah ke kanan untuk turun.

Di dekat area musholla juga terdapat area hewan seperti macan tutul yang di kandangi dengan jendela besar, per kandang ada 1 ekor macan tutul. Sayangnya saat itu mulai mendung dan tidak ada penerangan yang cukup karena rimbunnya pepohonan jadi agak gelap untuk melihat mereka di dalam. Kebanyakan sedang tidur siang.

Di seberangnya terdapat area reptile, juga dengan kandang berjendela besar. Berhubung saya takut dengan ular, jadi saya tidak mau memasuki area tersebut. Menurut suami dan putri sulung saya ada ular, kadal, biawak, dan kura-kura.

Sebetulnya masih banyak area yang belum kami jelajahi karena luasnya Kebun Binatang ini, namun langit begitu mendung dan terdengar Guntur bersahutan. Jadi kami memutuskan untuk menyudahi kunjungan kami dan berjanji akan kembali ke sini.

Jadi..jalanjalanbersamakeluargayuk :)


Senin, 13 Mei 2013

PLAYGROUND SERPONG PARADISE




Colourful Playground

Tanggal kunjungan:28/04/13

Untuk anda yang berdomisili di perumahan BSD dan sekitarnya, ada lagi nih pilihan wisata luar ruangan untuk anak yang ekonomis.

Letaknya di dalam komplek perumahan Serpong Paradise, melewati hutan kota dan area PUSPITEK serta Kampus ITI. Fasilitas jalan tidak terlalu buruk, walau setelah melewati hutan kota ada penyempitan jalan dan kondisi jalan agak tidak merata.

Memasuki komplek Paradise, ternyata tidak terlalu jauh jaraknya untuk mencapai area ‘PlayGround’. Ada 2 pilihan harga tiket masuk, gabungan ( kolam renang + playground) atau pilihan. Karena di komplek yang sama terdapat kolam renang dengan fasilitas seluncuran yang cukup besar. Walau area renang tidak terlalu luas, tapi cukup ramai pengunjungnya, kemungkinan besar penghuni komplek Paradise Serpong.

Sementara untuk tiket masuk ‘Playground’ saja sebesar Rp. 8000 per orang, anak di atas 80cm di kenakan karcis masuk. Bisa main sepuasnya tanpa batasan jam lho.

Putar-putaran

Playgroundnya sendiri cukup besar dan rapi. Ada permainan putar-putaran, jungkat-jungkit, ayunan, mini wall climbing, mobil-mobilan dengan per, kubah besi yang bisa di panjat, serta rangkaian besar softplay yang terdiri dari berbagai seluncuran, jaring-jaring, panel untuk stepping, jembatan mini dan sejenisnya.

Panjat jaring

Anak-anak saya senang sekali main di sini, areanya bersih, dan karena tidak terlalu besar jadi lebih mudah mengawasi mereka saat bermain dan kita, orang dewasa juga bisa ikut serta ke atas untuk mengawasi anak-anak kita.

Nge 'Gym'

Selain itu juga terdapat area permainan yang berbentuk peralatan fitness, beberapa orang dewasa juga memanfaatkan alat ini untuk benar-benar nge ‘gym’ ( niat banget ya J) berhubung alat-alat ini dari besi, pastikan keamanan anak-anak anda saat menggunakan ‘peralatan fitness’ ini.

Hanya tidak ada penjual makanan mangkal di sekitar situ, yang terdekat hanya ada mini market. Jadi kalau sekedar makanan kecil bisa di bawa sendiri, tapi jangan buang sampah sembarangan ya. Di luar area playground dan kolam renang, terdapat taman yang bisa di gunakan untuk jogging track.

Untuk fasilitas di sekitar ‘Playground’ ada toilet, namun tidak terlalu terawat sayangnya. Untuk area parkir di dalam tidak terlalu besar tapi cukuplah menurut saya.

Seluncuran

‘Playground’ ini bisa di jadikan alternatif untuk mengajak keluarga bermain bersama yang tidak terlalu jauh dan mahal, jadi jalanjalanbersamakeluargayuk..

TAMAN MONAS

Taman Monas



Visited : 28/10/2012


Sudah lama kami ingin membawa anak-anak kemari, namun belum juga kesampaian. Akhirnya kesempatan berkunjung ke Taman Monas di lakukan secara mendadak ^^;

Jadilah pagi-pagi kami ribet dengan persiapan sebelum berangkat. Kami mengangkut juga sepeda pink Akasyah dan kereta dorong Dzikri agar bisa di bawa keliling Taman Monas.

Sesampainya di tujuan, kebetulan sedang ada pawai yang diadakan beberapa SMA Jakarta, jadi perjalanan sempat agak melambat di sekitar bundaran namun tidak lama, toh kami bisa menyaksikan juga aksi para siswa-siswi yang mengenakan pakaian tradisional dan tari-tarian yang mereka peragakan.

Setelah memasuki gerbang Taman Monas, agak sulit mencari tempat parkir, karena memang banyak sekali yang datang di hari minggu itu. Setelah mendapat tempat, kami juga harus berjibaku membawa sepeda dan kereta dorong anak-anak di tengah banyaknya manusia yang lalu lalang dan melewati banyak penjual di sekitar pintu masuk. Hal ini memang agak mengganggu karena area pintu masuk jadi terasa sempit.

Baru terasa agak lega begitu memasuki area dalam Taman Monas. Namun masih terdapat juga beberapa penjual yang menggelar dagangan dengan memanfaatkan area pejalan kaki. Smoga kedepannya ini bisa di tertibkan. Karena memang agak sulit untuk lewat di saat banyaknya pengunjung. Namun memasuki area Taman makin ke tengah sudah agak lebih lega.

Panggung INBOX


Saat kami datang kebetulan sedang ada panggung hiburan program ‘Inbox’ dari salah satu stasiun TV swasta dan sempat mengundang Bapak Gubernur Jakarta Joko Widodo. Setelah itu panggung pertunjukan di lanjutkan dengan nyanyian yang di lantunkan beberapa artis ibukota serta penampilan siswa-siswi SMA yang baru saja melakukan pawai.

Di sebelah kanan panggung terdapat jalan menuju bagian taman yang rimbun sekali, sebetulnya enak jalan di situ sambil menemani Akasyah bersepeda dan mendorong kereta Dzikri, tapi banyak orang yang berpiknik sembarangan jadi agak menyulitkan kami lewat..lagi ^^; Padahal jalurnya tidak terlalu besar.

Aktifitas bersepeda dan Jalan-jalan


Di Taman Monas, kita bisa melakukan banyak sekali aktifitas, seperti jalan kaki atau lari keliling taman, kalau bawa sepeda kita juga bisa bersepeda, ada juga yang main sepatu roda atau bermain layang-layang, yang banyak di jual di taman, ada juga yang bermain bola, piknik ataupun menikmati jajanan seperti mie, soto, ketoprak dan lain-lain.

Untuk jajanan, cukup banyak pilihan, hanya tidak tertata rapi saja, ada yang menggelar di area pejalan kaki, ada yang di area dalam taman yang di alasi tikar, ada juga yang di area parkir. Bahkan sempat ada pengamen laki-laki yang berpakaian perempuan dengan dandanan seronok masuk dan bergoyang-goyang ‘aduhai’. Putri saya yang belum pernah melihat hal seperti ini langsung membombardir saya dengan pertanyaan-pertanyaan, jadi saya harus siapkan amunisi jawaban yang tepat tanpa melupakan usia mudanya agar jangan sampai salah pengertian ^^;

Untuk fasilitas toilet, ada yang berbentuk bangunan kecil dan ada juga yang berbentuk seperti kendaraan. Siapkan uang kecil bila ingin menggunakan fasilitas ini. Soal kebersihannya, sayangnya saya tidak sempat mengecek.

Area taman juga asyik untuk foto-foto, sebetulnya kami ingin masuk ke dalam, tapi antriannya sudah mengular sekali. Jadi hari ini kami harus cukup puas berjalan-jalan di area luar.

Atraksi lain yang bisa di lihat adalah penampilan ondel-ondel jalanan atau ondel-ondel taman ya? (berhubung mereka di dalam taman Monas J) Mereka bisa kita panggil untuk berfoto dan menari-nari, tapi sebelumnya tanyakan dulu berapa tarifnya ya. Kami sendiri tidak memanggil karena Akasyah masih agak takut dengan bentuknya dan musik yang di mengiringi agak kencang. Tapi cukup banyak pengunjung lokal dan wisman yang memanggil untuk foto-foto dan merekam.

Sebelumnya sempat terdengar larangan delman beroperasi lagi di Taman Monas, namun saat kami datang ternyata masih ada delman-delman yang menawarkan jasa berkeliling. Berhubung kami baru melihat delman menjelang pulang, kami tidak sempat mencoba tawaran tersebut. Namun lain kali, kami harus mencobanya.

Dari informasi yang saya dapat, katanya juga terdapat rusa-rusa di Taman Monas, hanya kami belum sempat melihatnya karena keterbatasan waktu.

Memasuki Taman Monas tidak di kenakan biaya, kecuali masuk ke area Tugu Monas. Tempat wisata seperti ini sudah jarang sekali lho, kami pun Insya Allah akan kembali kemari dengan persiapan yang lebih baik 

jalanjalanbersamakeluargayuk..

TAMAN KOTA BUMI SERPONG DAMAI (BSD)



Bermain di Taman Kota

Visited : 09/09/12


Kami beruntung tinggal di BSD, karena fasilitas rekreasi ada berbagai pilihan, salah satunya yang gratis seperti Taman kota.

Kalau anda datang di weekend, parkiran sudah mengular lumayan panjang.

Fasilitas permainan di Taman Kota


Walau fasilitas permainan anak-anaknya sudah tidak terawat, karena besi-besinya ada yang patah, berkarat dan lapuk. Lepas dari kurang terawatnya fasilitas permainan anak-anak, tetap banyak anak-anak yang menggunakan fasilitas tersebut. Pastikan penjagaan anda terhadap mereka, karena besi-besi tajam dan rapuh cukup berbahaya untuk keselamatan mereka.

Permainan di Taman Kota

Selain itu adanya pasir yang cukup bersih di area permainan anak-anak, di manfaatkan anak-anak untuk bermain pasir. Mereka membawa peralatan main pasir dari rumah dan memuaskan keinginan bermain pasir di sini, kalau sedang tidak sempat di bawa ke pantai, mereka akan tetap senang kok 

Jogging track yang tersedia cukup lebar untuk lalu lalang 2 jalur, walau sebagian besar area masih kebanyakan tidak di lapisi semen. Jadi sebaiknya anda menggunakan alas kaki yang nyaman, terlebih bila habis hujan.

Selain jogging track juga terdapat jalur refleksi, berupa bebatuan yang menonjol untuk memijat kaki. Walau jalurnya pendek, pijatannya terasa lho J

Kita juga bisa bermain bulu tangkis tanpa net di sini, atau ikut beberapa komunitas olahraga seperti Tai chi, aerobic dan terkadang ada aksi social seperti pemerikasaan kesehatan gratis.

Fasilitas toilet juga tersedia, walau bangunannya kusam tapi toilet sepertinya cukup bersih, karena si ibu penjaganya rajin menyirami dan membersihkan area toilet.

Bila perut lapar ada beberapa kios yang tertata yang menjual berbagai macam jajanan seperti lontong, soto, bubur ayam, mie maupun yang menjual susu kedelai atau yoghurt segar.

Secara keseluruhan, taman ini bersih karena banyak petugas yang rajin menyapu areal taman. Parkirnya juga tertib jalur. 

Kekurangannya hanya pengelolaan fasilitas permainan anak dan pembaruan fisik toilet saja menurut saya. Semoga pengelola BSD bisa lebih memperhatikan pengelolaan taman ini ke depannya sebagai paru-paru kota kecil BSD.

Jadi pagi atau sore, untuk yang di BSD area, jalanjalanbersamakeluargayuk J